Jejamo.com – Meski kian terdesak, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan masih anggota mereka sendiri karena dianggap berkhianat.
Menurut seorang pejabat senior intelijen Irak, hukuman mati itu dilakukan setelah beberapa serangan udara koalisi pimpinan AS menewaskan sejumlah tokoh senior ISIS, salah satunya Abdul Rahman Mustafa al-Qaduli, orang nomor dua ISIS.
Pejabat intelijen Irak ini mengatakan, puluhan anggota ISIS dan warga sipil itu dieksekusi karena dituduh menjual informasi kepada koalisi demi mendapatkan uang untuk kabur.
Puluhan orang itu dieksekusi dengan cara yang tak lazim, yaitu mereka direndam di dalam tong berisi cairan asam sehingga mereka tewas perlahan-lahan dengan cara yang sangat menyakitkan.
Bukan kali ini saja ISIS mengeksekusi anggotanya dengan cara yang mengerikan. Bulan lalu, dilaporkan ISIS memasukkan beberapa anggotanya yang dianggap berkhianat ke lemari pendingin jenazah dan membiarkan mereka tewas perlahan.
Sejumlah sumber mengatakan, para anggota ISIS itu dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama 24 jam. Setelah dipastikan tewas, jasad mereka ditaruh di jalan utama kota Mosul sebagai bentuk peringatan.(*)
Kompas.com