Rabu, November 20, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Biaya Mahal dan Limbung, Kapal Pusling Lampung Selatan Terbengkalai

Humas Dinas Kesehatan Lamsel Suwignyo | Heri/jejamo.com
Humas Dinas Kesehatan Lamsel Suwignyo | Heri/jejamo.com

Jejamo.com, Lampung Selatan – Dinas Kesehatan Lampung Selatan (Dinkes Lamsel) buka suara terkait terbengkalainya kapal Puskesmas Keliling (Pusling) laut bantuan Kementerian Kesehatan RI.

Humas Diskes Lamsel Suwignyo, menjelaskan, Pusling laut diperoleh dari hibah Kementerian Kesehatan RI pada Desember 2012. Pada awal tahun 2013 diserahkan kepada Puskesmas Rawat Inap Bakauheni untuk pelayanan kesehatan dasar di Pulau Harimau.

“Pelayanan di sana kurang optimal karena gelombang lautnya terlalu kuat, maka tahun 2014 lalu kami mengambil kebijakan agar kapal itu dimanfaatkan di wilayah Puskesmas Rajabasa dengan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar di Kepulauan Sebesi dan sekitarnya,” ungkap Wignyo kepada jejamo.com di ruang kerjanya, Jumat, 8/1/2016.

Saat itu, sambung Wignyo, kapal tersebut bersandar di Dermaga Bom Kalianda dan dipakai sebanyak tiga kali yakni untuk pelayanan kesehatan, bakti sosial dan lainnya.

Namun, operasional Pusling Laut untuk sekali jalan tujuan Pulau Sebesi-Dermaga Bom Kalianda membutuhkan biaya yang tinggi yakni sekitar Rp 600 ribu sampai satu juta rupiah.

“Kapal itu saat dipakai limbung dan membahayakan keselamatan penumpang. Jadi tidak cocok dipakai di perairan laut lepas. Sekarang kami tidak menggunakan kapal itu, tidak cocok dipakai di perairan Lampung Selatan, cocoknya di sungai, bisa karam jika tetap digunakan di laut lepas,”katanya.

Menurutnya, dalam rangka optimalisasi pemanfaatannya, beberapa peralatannya diganti untuk meminimalkan operasional bahan bakar yang terlalu mahal. Namun, dirinya tak menyebutkan peralatan apa saja yang diganti.

“Karena Puskesmas Rajabasa tidak memiliki dermaga, kapal itu disandarkan di sekitar pantai Gunung Botak (Pantai Wartawan). Tapi di tempat itu banyak masalahnya, karena ombak terlalu besar sehingga kapal lepas ke laut. Bahkan kapal itu sempat hilang. Untung saja ketemu, makanya kami pindahkan ke Dermaga Bom,” jelasnya.

Atas dasar tersebut, lanjut Wignyo, pihaknya berencana akan membuat usulan kepada Kementerian Kesehatan RI agar mendapatkan bantuan Kapal Pusling yang sesuai dengan kondisi perairan Lampung Selatan

“Yang pasti, saat ini kami tetap memberikan pelayanan kesehatan dasar di wilayah kepulauan dengan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada baik Poskesdes maupun Puskesmas pembantu,” tandasnya.(*)

Laporan Heri Fulistiawan Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini