Jejamo.com – Polisi Federal Amerika Serikat FBI disebut telah menggunakan layanan dari perusahaan asal Israel, Cellebrite, dalam usaha memecahkan proteksi iPhone milik pelaku penembakan di San Bernardino, California.
Departemen Kehakiman AS pada Maret 2016 lalu memperoleh perintah pengadilan yang meminta Apple untuk membuat perangkat lunak yang akan menonaktifkan proteksi password pada iPhone, sehingga memungkinkan pihak berwenang Amerika untuk mengakses telepon yang digunakan oleh Rizwan Farook, salah satu pelaku penembakan di San Bernardino, California.
Namun hal tersebut ditolak pihak Apple, dengan alasan perintah itu melampaui batas wewenang pemerintah dan akan merusak keamanan komputer untuk semua orang.
Hal ini menyebabkan diskusi meluas di Amerika Serikat terkait apakah pemerintah harus menerima akses ke informasi pribadi dan personal warganya, dan jika demikian, seberapa luas akses itu.
Pada hari Senin, jaksa AS mengumumkan bahwa “pihak ketiga non-pemerintah” telah menyajikan sebuah metode yang mungkin untuk membuka iPhone terenkripsi.
Pihak Cellebrite belum menanggapi laporan tersebut. Tapi jika ia memang “pihak ketiga” tersebut, dan ia mampu membobol iPhone pelaku, itu akan membawa risiko pertentangan hukum yang tinggi antara pemerintah dan Apple.
Cellebrite, dianggap sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang forensik digital, telah bekerja sama dengan otoritas intelijen, pertahanan dan penegakan hukum di dunia selama bertahun-tahun.
Teknologi Cellebrite disebut telah mampu mengekstrak informasi berharga dari perangkat seluler yang dapat digunakan dalam investigasi kriminal dan investigasi, bahkan jika ponsel dan informasi yang dikandungnya terkunci dan aman.
Sementara itu, seorang eksekutif Apple mengatakan kepada wartawan bahwa perusahaan tidak tahu apa-apa tentang metode Departemen Kehakiman untuk masuk ke ponsel iPhone, dan bahwa pemerintah tidak pernah memberi indikasi bahwa mereka terus mencari solusi tersebut.(*)
Tempo.co