Jejamo.com, Amerika Serikat – Kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump yang mengeluarkan larangan visa bagi tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam, rupanya menuai banyak kritik dari perusahaan teknologi.
Setelah sebelumnya Apple, Uber, Twitter, dan Netflix mengungkapkan kekecewaan mereka, kali ini giliran raksasa teknologi Google yang kecewa akan kebijakan Trump..
Akibat kebijkan tersebut, Google panggil pulang karyawannya yang tengah pergi ke luar negeri. Dalam hal ini, CEO Google Sundar Pichai mengirimkan pesan berantai kepada karyawannya untuk segera pulang.
“Kami kecewa dengan kebijakan yang ada, hal ini bisa memberikan dampak terhadap karyawan dan keluarga mereka. Bahkan kebijakan tersebut akan membatasi talenta-talenta hebat untuk datang ke Amerika Serikat,” tulis Pichai, dikutip dari Business Insider, Senin, 30/1/2017.
Setidaknya sebanyak 187 karyawan Google yang bekerja dan tinggal di Amerika Serikat terkena dampak larangan yang dikeluarkan Trump. Sebelumnya CEO Apple Tim Cook dilaporkan telah mengambil sikap terhadap perusahaan besutannya, karena kecewa terhadap kebijakan baru tersebut.
“Apple tidak akan ada tanpa imigrasi, apalagi berkembang dan berinovasi adalah cara yang kita lakukan. Saya sudah mendengar banyak dari Anda yang sangat prihatin tentang aturan eksekutif yang dikeluarkan kemarin, membatasi imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim. Saya berbagi keprihatinan Anda. Ini bukan kebijakan yang kami dukung,” tulis Cook.