Jejamo.com, Bandar Lampung – Tersangka Abdul Sanusi (27) mengatakan, barang tersebut merupakan pesanan dari Napi yang bernisial T yang berada di Lembaga Permasyarakan (lapas) Narkoba Way Hui, Lampung Selatan. Diduga ada keterlibatan petugas lapas Way Hui dalam kasus ini.
” T menghubungi saya melalui sms, agar saya mengatarkan barang itu kelapas, kata T ‘antar saja barang itu, kalau sudah sampai. Ketuk saja pintu masuk lapas, nanti ada petugas lapas yang bernama R yang akan mengambil barangnya’,” ujar Sanusi menirukan ucapan T, Selasa 2/3/2016.
Menurutnya, ia bersama rekannya Abdul Hadi mengatarkan barang tersebut dengan modus menyimpan di dalam nasi bungkus,” Saya sudah 5 kali mengatarkan barang ini ke lapas narkotika Way Hui dengan menyimpannya kedalam amplop dan lalu ditaruh kedalam nasi bungkus,” tuturnya.
Sanusi menjelaskan, setiap kali mengatarkan barang tersebut ia mendapatkan upah sebesar Rp. 150 ribu. Sanusi bertugas sebagai pengantar barang, sedangkan Hadi sebagai penyimpan barang.
“Tugas saya cuma anter barang ke Lapas dan Hadi hanya menyimpan barang. Barangnya kami dapat orang yang nggak saya kenal, setiap ambil barang ketemuan di Jalan,” katanya dihadapan petugas BNN.
Laporan Andi Apriyadi, wartawan jejamo.com.
