Jejamo.com, Bandar Lampung – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) terus melakukan inovasi guna memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satunya dengan menghadirkan BTPN Mitra Bisnis, yakni unit usaha yang dirancang khusus untuk melayani berbagai kebutuhan dari pelaku UMKM.
Demikian disampaikan Head of Business Banking BTPN Sonny Christian Joseph pada Enterpreneur Networking Forum di Hotel Novotel Bandar Lampung, Rabu 13/12/2017.
Menurutnya, rancangan khusus untuk pelaku UMKM bisa melalui solusi keuangan yang dapat diandalkan, pengembangan kapasitas usaha, dan pembukaan akses ke pasar yang lebih luas.
“BTPN Mitra Bisnis menunjang kebutuhan usaha modal kerja dan investasi usaha nasabah,” imbuhnya.
Selain produk dan layanan terkait pembiayaan, BTPN Mitra Bisnis juga hadir dengan dukungan solusi nonkeuangan untuk membantu nasabah mengembangkan kapasitasnya dalam menjalankan usaha yang termasuk dalam progrma daya.
“Program daya merupakan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur dari BTPN untuk meningkatkan kapasitas nasabah,” jelas Sonny.
Dia menjelaskan, melalui daya tumbuh usaha mitra bisnis, nasabah mendapatkan inspirasi kesuksesan bisnis, memperluas wawasan, daan juga menjalin networking antarsesama nasabah BTPN Mitra Bisnis.
“Kami memiliki berbagai jenis topik yang desain khusus berdasarkan kebutuhan nasabah, misalnya pajak bisnis, serta peningkatan pemasaran melalui media digital,” terang Sonny.
Dia berharap melalui forum yang mengambil tema “Outlook Ekonomi 2018: Mengoptimalkan Potensi Daerah dalam Era Digital” dapat memberi inspirasi kepada nasabah untuk terus berinovasi agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi saat ini.
Sonny juga menjelaskan, untuk mendukung proses bisnis yang berorientasi pada kebutuhan serta kenyamanan nasabah, BTPN Mitra Bisnis juga manfaatkan paltform digital. Dengan layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Sonny berharap BTPN Mitra Bisnis dapat menjadi mitra pelaku UKM untuk pengembangan usaha mereka dan pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira memperkirakan perekonomian Indonesia di tahun 2018 akan tumbuh sekitar 5,1 persen.
“Tingginya kinerja ekspor dan investasi menjadi faktor utama pendorong ekonomi nasional,” ujarnya.
Lalu perekonomian Lampung diproyeksikan tumbuh sebesar 5,2-5,4 persen pada 2018 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kenaikan harga komoditas perkebunan secara umum akan mendorong terjaganya pertumbuhan ekonomi Lampung.
Di sisi lain, terdapat 11 sektor usaha yang mencatat pertumbuhan di atas rata-rata, salah satunya sektor konstruksi, jasa transportasi pergudangan, jasa informasi komunikasi, jasa perhotelan, dan restoran, serta jasa pengadaan listrik dan gas.
“Kuncinya bagi UMKM untuk memenangkan persaingan adalah jeli melihat sektor yang sedang tumbuh dan terus berinovasi, terutama menghadapi era digital yang sangat dinamis,” tukasnya.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com