Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Buka Muktamar NU Ke-34, Presiden Jokowi: Terima Kasih Telah Mengawal Kebhinekaan

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU, Rabu, 22/12/2021. | NU Online/Suwitno

Jejamo.com, Lampung Tengah – Presiden RI Joko Widodo membuka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu, 22/12/2021. Dalam sambutannya, presiden menyampaikan terima kasih atas peran NU dalam mengawal kebhinekaan di tanah air.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya secara resmi membuka Muktamar ke-34 NU,” ujar Jokowi seperti disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada NU yang terus mengawal kebangsaan, mengawal toleransi, kemajemukan, mengawal Pancasila, mengawal UUD 1945, mengawal kebhinnekaan kita,” lanjutnya.

Selain itu, NU juga membantu dalam mengawal NKRI dalam menjaga dan merawat bangsa dan negara. Di masa pandemi Covid-19, NU juga berperan dalam membantu pemerintah. Utamanya dalam menenangkan masyarakat dalam menghadapi pandemi. “Atas nama pemerintah, masyarakat, anegara saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada NU yang telah membantu pemerintah dalam menenangkan umat, masyarakat di masa pandemi ini,” tutur Jokowi.

“Juga terima kasih untuk NU yang telah mengajak masyarakat menaati protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong dalam progoram vaksinasi. Ini saya rasakan betul,” tambahnya.

Muktamar ke-34 NU ini digelar dari 22 – 24 Desember 2021 di empat lokasi di Lampung Tengah dan Bandar Lampung.

Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan Khutbah Iftitah Muktamar Ke-34 NU menegaskan, bahwa warga Nahdliyin harus menjadi umat Muslim yang memiliki karakter mandiri. Bersikap plin-plan hanya akan menjadikan NU sebagai organisasi yang mudah terombang-ambing dan terpecah belah, sehingga rawan dirongrong oleh kelompok lalin yang tidak seideologi.

“Kader Nahdlatul Ulama harus mampu menunjukkan kepribadian dan semangat menuju kebaikan serta menjaga idealisme dan kemandirian dalam bersikap. Ikut-ikutan orang lain dan menjadi latah, hanya akan membuat kita terpecah belah, terombang-ambing dan menjadi bulan-bulanan,” katanya.(*)

Populer Minggu Ini