Rabu, November 6, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Buku Rekening PIP Disimpan Sekolah, Pengawas SMAN 1 Cukuh Balak Terkesan Abai

Jejamo.com, Tanggamus – Pengelolaan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 1 Cukuh Balak mengalami permasalahan, dan pengawas SMA setempat terkesan mengabaikan dan menghindar.

Hal ini terlihat dari pernyataan Mohammad Solihun, pengawas SMA setempat, dalam wawancara dengan Jejamo.com. Menurut Solihun, ia baru menerima SK dan hanya sekali mendatangi SMAN 1 Cukuh Balak untuk membahas program kerja sekolah. Karena itu, ia belum bisa memberikan tanggapan terkait permasalahan pengelolaan bantuan PIP bagi siswa kelas 12.

“Saat ini saya sedang sibuk dengan kegiatan lain. Pesan WhatsApp sudah saya baca, tapi saya belum bisa berkomentar. Silakan langsung ke Kacabdin saja, kantornya di Pringsewu dekat pendopo. Saya baru saja dari sana,” ujarnya, Kamis, 17/10/2024.

Ketika diminta nomor telepon yang bisa dihubungi, Solihun enggan memberikannya. “Nanti bisa langsung ke sana saja, temui Kabag Tata Usaha atau Kasi SMA,” imbuhnya.

Sebelumnya, puluhan buku rekening bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) siswa SMAN 1 Cukuh Balak Tanggamus disimpan oleh pihak sekolah, menyebabkan keresahan di kalangan siswa dan wali murid.

Seorang siswa kelas 12, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya), menyatakan bahwa pada bulan Juli 2024, ia bersama sekitar 20 siswa lainnya diminta oleh guru untuk mengisi formulir dengan tanda tangan bermaterai sebagai syarat penerima bantuan PIP dengan nominal sebesar Rp1.800.000 per siswa. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan terkait pencairan dana tersebut.

“Kami dan perwakilan orang tua sudah beberapa kali menanyakan hal ini kepada guru yang berwenang, yaitu Pak Yatsuni, namun yang selalu kami dapatkan adalah jawaban ‘sabar dan tunggu’,” ungkap Mawar. “Kami berharap ada kejelasan mengenai hak kami ini, dan tidak selalu berdalih bahwa semuanya masih dalam proses,” tambahnya.

Di sisi lain, Slamet, Kepala SMAN 1 Cukuh Balak, membenarkan adanya keterlambatan tersebut. Menurutnya, sekolah berinisiatif mengusulkan puluhan siswa kelas 12 untuk mendapatkan bantuan PIP tahun 2024. Buku tabungan rekening siswa sudah dibuat, namun masih disimpan di sekolah untuk memudahkan proses pencairan kolektif, mengingat jarak ke Bank BNI Talang Padang yang cukup jauh dari sekolah.

“Keterlambatan pencairan sudah kami sampaikan kepada wali murid, bahkan saat rapat komite. Kami juga sudah tiga kali menanyakan hal ini ke Bank BNI Cabang Talang Padang, namun dana belum masuk ke rekening siswa,” jelas Slamet.

Slamet menambahkan bahwa siswa yang ingin mengambil buku tabungan mereka bisa langsung menghubungi Pak Yatsuni. Pihak sekolah tidak mewajibkan pencairan dilakukan secara kolektif, dan siswa bisa mencairkan langsung jika diinginkan. (*) (Zairi)

Populer Minggu Ini