Jejamo.com, Kota Metro – Ketua Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kota Metro, Zakaria Ahmad, mengingatkan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta menghindari perbuatan maksiat di bulan Ramadan tahun ini.
Dia menilai waktu pelaksanaan ibadah puasa pada 2022 yang diumumkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui sidang isbat beberapa waktu lalu, pada penerapannya memang cukup beragam.
“Ya. Memang ada yang sudah memulai ibadah puasa satu hari sebelum waktu yang diumumkan Kemenag RI, tapi tidak masalah, tidak mengapa. Kita harus tetap saling toleransi, menghargai bahwa semua itu ada dasarnya. Insyaallah kita sama-sama berjalan dengan sebaik-baiknya. Bahwa tujuan akhir kita adalah satu, menjadi manusia yang bertakwa,” ucapnya, Senin, 11/4/2022.
Selain itu, pria paruh baya yang akrab disapa Buya Zakaria itu juga mengajak kepada masyarakat, khususnya warga Metro untuk menjaga diri dari kemaksiatan dan segala hal yang dapat menggugurkan pahala puasa.
“Ada lima macam hal yang mengakibatkan gugurnya pahala orang yang berpuasa yaitu berdusta, gibah, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat. Maka, mari kita jauhi hal-hal tersebut agar kita mendapatkan pahala puasa yang seutuhnya,” imbuhnya.
Sementara itu, mengenai rumah-rumah makan yang tetap membuka gerainya, berjualan di bulan Ramadan, Buya Zakaria memaklumi hal itu sebagai upaya mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan dan perekonomian keluarga.
“Kalau saya sih penginnya, diusahakan rumah makan untuk tidak buka selama Ramadan. Hanya saja, kita kan mengerti dan memaklumi juga situasinya. Pertama, kita ini masyarakat majemuk, negara ini penduduknya kan bukan muslim semua. Kedua, kan ada juga mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh, musafir dan mereka yang diperbolehkan untuk tidak puasa seperti wanita yang sedang menstruasi, hamil atau menyusui,” pungkasnya.(*)[Anggi]
