Jejamo.com, Tanggamus – Puluhan orang yang merupakan para orang tua calon siswa SMP Negeri 1 Kota Agung menggeruduk sokolah tersebut buntut dugaan kecurangan pada pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Senin, 10/7/2023.
Tusiman, satu dari puluhan orang yang mendatangi SMPN 1 Kota Agung, mengatakan, dirinya bersama calon wali murid lain meminta penjelasan dari panitia PPDB terkait sistem seleksi penerimaan siswa khususnya jalur zonasi.
Ia menduga ada permainan dalam menentukan siswa yang masuk dan tidak masuk di sekolah tersebut. Bagaimana tidak, imbuhnya, cucunya yang mendaftar melalui jalur zonasi dengan jarak rumah tempat tinggal kurang lebih 200 meter dari sekolah tidak masuk dalam daftar pengumuman penerima siswa. Sementara siswa dari luar kecamatan yang jarak rumahnya puluhan kilometer bisa diterima.
Senada dengan Tusiman, Surtini orang tua murid asal Dusun Bumi Baru, Pekon Kelungu, Kecamatan Kota Agung, mengungkapkan kekecewaan serupa terkait sistem PPDB di SMPN 1 Kota Agung. Ia juga meragukan profesionalitas panitia lantaran pendaftar jalur zonasi terdekat tidak diterima sementara yang jauh bisa diterima.
“Ini sangat tidak adil, katanya zonasi, tapi kenapa anak saya tidak diterima padahal jarak rumah dengan sekolah kurang lebih sekitar 300 meter. Sementara ada yang jarak rumahnya lebih jauh diterima,” cetusnya.
Menangapi aksi tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus, Ida Bagus Ketut Budi Artama, mengatakan, dirinya akan berkomunikasi dengan pihak sekolah dan akan memediasi pertemuan orang tua murid dengan pihak sekolah pada Rabu besok, 12/7/2023.
“Hasil penerimaan peserta didik baru di sekolah ini akan kita evaluasi kembali, orang tua murid yang keberatan bisa menyampaikan langsung ke pihak sekolah, kalau nantinya ditemukan ada kecurangan saat penerimaan, siswa yang dinyatakan lulus dan diterima akan dicoret,” jelasnya kepada Jejamo.com.
Dari informasi yang dihimpun Jejamo.com di lapangan, sebelum mendatangi sekolah tempat mereka mendaftar, puluhan orang tua murid mendatangi rumah dinas Bupati Tanggamus untuk menyampaikan keluhan mereka. Namun, oleh staf bupati mereka diarahkan ke sekolah.(*) (Zairi)