Jejamo.com, Lampung Tengah – Buyati (44), warga Kampung Variaagung, Lampung Tengah, sudah menderita tumor ganas sejak 2013. Hingga kini tak jua sembuh. Lantaran keterbatasan biaya, ibu dua anak ini hanya terbaring lemah.
Sementara Damiran, suaminya, yang menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sebagai buruh pabrik yang berpenghasilan Rp30 ribu per hari. Anak pertama mereka putus sekolah setelah lulus SMP.
Damiran mengatakan, awalnya Buyati hanya menderita benjolan kecil di bagian leher. Namun, lama-kelamaan benjolan itu membesar. Setelah itu, baru bergegas untuk melakukan pengobatan.
Diagnosis dokter, Buyati menderita kanker nasofaring. Setelah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, ia dirujuk ke Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta.
“Kami disarankan berobat ke Gatot Subroto untuk kemoterapi. Setelah tiga bulan di Jakarta, istri tak kunjung mendapat penanganan intensif. Kami mengunakan BPJS. Waktu itu kami diminta menunggu kabar dari rumah sakit. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar,” ujarnya.
Ia menambahkan, setelah melakukan pengobatan di Jakarta, Buyati hanya berobat jalan. Ia tidak melakukan pengobatan medis ke rumah sakit lantaran keterbatasan biaya.
“Selama dua tahun terakhir ini, istri saya hanya di rumah. Sesekali berobat ke mantri. Selama di rumah sudah enam kali pingsan dan tumornya sudah dua kali pecah. Saat ini kondisi istri parah. Kami kehabisan biaya untuk berobat. Sawah dan sapi sudah dijual semua untuk berobat,” ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah daerah dan dermawan mau membantu. Beberapa mahasiswa KKN dari Universitas Lampung berinsiatif menggalang dana untuk membantu Buyati. BPJS Buyati pun yang menunggak dua tahun sudah dibayar para mahasiswa KKN Unila.
“Kami menggalang dana untuk pengaktifan BPJS Buyati yang sudah dua tahun mati. Kami juga sudah bertemu Bupati Mustafa bersama Camat Seputihmataram. Alhamdulilah Bupati sudah mendissposisikan Buyati agar Dinas Kesehatan segera menanganinya,” kata M. Fauzi, koordinator KKN Unila di Kampung Variaagung kepada jejamo.com beberapa waktu lalu.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com