Berita Metro, Jejamo.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah pendukung Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, PKS sering disebut dengan Wahabi.
“PKS kadang disebut dengan Wahabi. Padahal kita tahu, Kiai Haji Wahab Hasbullah adalah pendiri NU. Kalau demikian, PKS memang pendukung Kiai Wahab atau bahasa arabnya Wahabi. Dan akhirnya juga mendukung Nahdhatul Ulama,” kata Ketua DPP PKS yang juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid di sela Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Aula Gedung Wanita Metro, Jumat kemarin, 13/11/2015. Demikian rilis yang diterima jejamo.com.
Menurut Hidayat, pertanyaan yang sering terlontar tentang posisi PKS dalam belantika politik Indonesia adalah apakah ini adalah partai sesat, bukan asli Indonesia dan sebagainya.
“Sesungguhnya semua selesai dan terjawab secara clear dalam berbagai kesempatan. Jika Wahabi diartikan terkait dan mengarah ke Arab Saudi, di sana tidak ada partai. Bagi Arab Saudi, partai termasuk bidah. Dalam sumber yang ada, disebut-sebut jika bidah akan ke neraka. Jika PKS adalah partai yang disebut bidah, tentu masuk neraka,” kata mantan Presiden PKS ini.
Hidayat menegaskan, PKS lahir dari rahim Indonesia. PKS hadir di Indonesia sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
“Bahasa mudahnya, ngapain kami berjuang untuk membangun, merawat serta berkhidmat untuk Indonesia melalui partai namun ujungnya harus ke neraka. Tentu kami tidak mau demikian,” ujarnya.
Hidayat menambahkan, “Ngapain PKS ikut pilkada kemudian mengusung Abdul Hakim dan Muchlido di Metro jika ujungnya juga harus masuk neraka. Tentu kami tidak ingin seperti ini,” ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS.
Jika hari ini masih ada pihak-pihak yang mendeskreditkan demikian, kata Hidayata, tidak relevan dan pihak tersebut harus mengoreksi. “Sebab, jika terus dilanjutkan, akan timbul fitnah dan hal ini dapat dipidana,” tegasnya.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya