Jejamo.com, Bogor – Tiga tahun lalu, program Sumur Wakaf yang diinisiasi Global Wakaf menyapa warga di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sebanyak tujuh sumur dibangun, lima titik di Desa Karacak dan dua titik di Desa Karyasari.
Endang Supriatna, warga setempat yang menjadi Koordinator Sumur Wakaf di Leuwiliang, mengatakan pembagian titik-titik sumur itu didasarkan kepada prioritasnya.
“Semua akan butuh, semua ingin. Yang kami cari mana yang lebih membutuhkan, kemudian mana yang lebih banyak masyarakatnya. Dan mana wilayah yang memang rata-rata masyarakatnya tidak punya kamar mandi di rumah masing-masing. Itu yang lebih kami prioritaskan,” kata Endang, Senin (1/7/2019).
Hingga kini, ketujuh titik Sumur Wakaf itu masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Manfaat yang diberikan Sumur Wakaf tersebut, membuat masyarakat bersama-sama menjaganya. Bahkan ada sebuah Sumur Wakaf yang direnovasi sendiri oleh warga menjadi lebih besar dari sebelumnya.
“Karena memang sempit, ya, tidak bisa menampung banyak. Sementara masyarakat membutuhkan air dalam waktu bersamaan. Jadi tidak bisa digilir. Pada waktu bersamaan mereka membutuhkan air itu. Makanya pada waktu bersamaan juga mereka datang ke sumur tersebut,” kata Endang menjelaskan alasan renovasi Sumur Wakaf oleh masyarakat.
Begitupula dengan kerusakan-kerusakan kecil lain seperti keran air yang setiap bulannya diganti dengan hasil swadaya masyarakat setempat. Hal tersebut dikarenakan warga benar-benar memanfaatkan Sumur Wakaf yang ada di wilayah mereka.
Endang bahkan bercerita di satu titik wilayah, masyarakat setempat jarang yang memiliki MCK pribadi. Akibatnya, kebiasaan MCK masyarakat dapat dikatakan kurang baik. Tempat mandi dan kakus yang terbuat dari karung pun kurang begitu terpelihara kondisinya.
“Dengan adanya Sumur Wakaf, alhamdulillah masyarakat sudah mulai tertib. Nah memang ada satu wilayah yang seperti itu, dan memang wilayah itu betul-betul membutuhkan,” papar Endang.
Ke depannya Endang mengharapkan Sumur Wakaf ini lebih dikhususkan untuk keperluan tamu dari luar desa dan publik, bukan lagi menjadi sumur yang memenuhi kebutuhan sehari-hari warga sekitar. Harapannya tersebut sejalan dengan perkembangan warga setempat yang mulai banyak memiliki MCK di rumah masing-masing.
“Harapan kami sekarang lebih memikirkan ke arah yang lebih tertib, artinya masyarakat lebih baik menggunakan air itu di rumahnya masing-masing. Ini yang sedang kami pikirkan caranya. Misalnya saja di salah satu titik sudah bagus, MCK sudah ada, tetapi masing-masing juga punya. Hanya untuk wilayah yang lain, terutama di salah satu titik, itu sangat membutuhkan air,” ujar Endang.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para dermawan atas manfaat yang telah diberikan kepada mereka melalui Global Wakaf.
“Saya ucapkan terima kasih, mudah-mudahan para donatur ikhlas memberikan bantuan kepada masyarakat kami, dan mudah-mudahan apa yang telah para donatur wakafkan kepada kami, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT,” ucap Endang. []