Jejamo.com – Tanggal 2 Mei merupakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Indonesia. Seluruh siswa umumnya diwajibkan mengikuti upacara pengibaran bendera untuk memperingati hari tersebut.
Tidak terkecuali sekitar 1.000-an siswa di wilayah perbatasan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan. Bedanya, ribuan siswa ini harus rela menaiki bukit di kecamatan Sebatik, tepatnya di patol WD perbatasan, hanya untuk bisa menghadiri upacara Hardiknas.
Novianti, salah satu siswa SMPN 2 Sebatik mengaku harus bangun pukul 05.00 WIB agar bisa mengikuti upacara karena jarak rumah dengan lapangan upacara sejauh 10 kilometer. Meski demikian, dia mengaku semangat mengikuti upacara.
“Harus jalan 2 kilometer karena naik gunungnya (bukit) sulit kalau pakai motor. Lumayan capek, tapi saya tetap semangat,” kata Novianti di laman kompas.com, Senin (2/5/2016).
Wahid, wakil ketua panitia pelaksana upacara Hardiknas mengatakan, upacara Hardiknas sengaja digelar di patok tapal batas bertujuan untuk menumbuhkan semangat belajar bagi siswa di perbatasan.
Meski banyak keterbatasan yang dihadapi dunia pendidikan di wilayah perbatasan, namun semangat membangun tidak boleh luntur.
“Kita pilih di patok untuk menegasakan semangat pendidikan yang diusung Ki Hajar Dewantoro di wilayah perbatasan,” katanya.
Untuk diketahui, Pulau Sebatik merupakan pulau yang terbagi dua dengan Malaysia dan berhadapan langsung dengan Kota Tawau. Posisinya yang berada di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia menjadikan Pulau Sebatik sebagai daerah yang strategis dalam peta lalu lintas antar negara.(*)