Jejamo.com, Beijing – China menyatakan, situasi di Semenanjung Korea saat ini telah berada pada titik nadir, setelah Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba rudal balisitik. Rudal yang diluncurkan Korut melintasi wilayah udara Jepang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mendesak semua pihak untuk menghindari provokasi, dan mengulangi seruan Beijing untuk Korut untuk menunda uji coba rudal dengan imbalan penghentian latihan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
“Situasinya sekarang pada titik kritis, yang mendekati sebuah krisis. Pada saat yang sama, ada kesempatan untuk membuka kembali perundingan perdamaian,” kata Hua dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Strait Times, Rabu, 30/8/2017.
“Kami berharap pihak-pihak terkait dapat mempertimbangkan bagaimana kita dapat mengurangi situasi di semenanjung dan mewujudkan perdamaian dan stabilitas di semenanjung,” sambungnya.
Sebelumnya, Pemerintah Jepang mendesak Rusia dan China untuk memberikan tekanan tambahan kepada Korea Utara (Korut). Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menuturkan, China dan Rusia adalah dua sekutu terdekat Korut saat ini, dan memiliki pengaruh besar pada Korut.
“Peran China dan Rusia sangat penting. Kami memanggil mereka pada tingkat yang berbeda untuk mengambil posisi yang lebih aktif dan konstruktif dalam kaitannya dengan Korea Utara. Kami secara signifikan meningkatkan usaha ini,” kata Suga.(*)