Jejamo.com, Bandar Lampung– Nurhadi Candra Buana (23) dan PYP (16) warga Jalan Way Ratai, Kelurahan Gebang Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, nyaris dihakimi massa karena, terpergok ketika mencuri ponsel di lapangan sepak bola Universitas Lampung (Unila), pada Minggu, 27/11/2016.
Kedua pelaku mengambil ponsel yang ada didalam jok sepeda motor milik korban Agung Prasetyo. Dari kedua pelaku Petugas berhasil menyita barang bukti berupa tiga unit ponsel dan satu unit sepeda motor Honda Supra fit BE 8256 RF milik pelaku.
Perwira Unit Reserse Kriminal Polsekta Kedaton, Aiptu Kusnadi, mengatakan, pelaku sudah mengincar korbannya. “Saat korban pergi ke lapangan tersebut, kedua pelaku secara paksa mengangkat jok motor korban dengan menggunakan tangan, kemudian tangan pelaku masuk kedalam jok itu dan berhasil mengambil barang milik korban,” ujarnya kepada jejamo.com Senin, 28/11/2016.
Aksi Kedua pelaku tersebut, kata Kusnadi, diketahui oleh warga sekitar yang berada di lapangan Unila, kemudian diteriaki dan kedua pelaku berhasil ditangkap.” Pelaku nyaris dihakimi massa yang berada di lokasi. Namun, pelaku langsung dapat diamankan yang secara kebetulan ada petugas kami yang ada di sana,” kata dia.
Dia menambahkan, kedua pelaku mempunyai peran masing-masing, Pelaku Nurhadi berperan mengangkat jok sepeda motor, sementara itu PYP yang mengambil barang milik korban yang berada di begasi bawah jok motor dan modus yang digunakan pelaku terbilang baru.
“Dari pengakuan pelaku baru pertama kali. Namun, kami masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua pelaku,” jelasnya.
Sementara itu, pelaku Nurhadi mengaku, terpaksa mencuri, dikarenakan, membutuhkan uang untuk ongkos pergi ke Jakarta. Ia mengaku pernah bekerja di pabrik yang ada di Jakarta. Namun, sudah habis kontrak.
“Saat saya berada di rumah, saya belum mendapatkan pekerjaan. Makanya saya terpaksa mencuri untuk biaya ongkos ke Jakarta lagi, saya bosan tinggal disini nggak ada pekerjaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebelumnya ia mengajak PYP menemui pamannya untuk meminta uang untuk biaya ongkos pergi ke Jakarta. Namun, pamannya tidak dapat memberi bantuan. “ Kemudian saya bersama PYP pergi jalan-jalan ke Unila, saat di lapangan bola, saya melihat korban memasuki ponsel ke dalam bagasi motor, saat itulah timbul ingin mengambil barang itu, sebenarnya saya nggak ada niat untuk mencuri,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com