Jejamo.com, Lampung Tengah – Anggota DPR asal Fraksi PKS daerah pemilihan Lampung Ahmad Junaidi Auly mengatakan, berapa pun dana desa, tidak akan signifikan jika mental aparatur belum mandiri dan tak mampu berinovasi. Hal itu dikemukakan Junaidi Auly dalam reses di Balai Kampung Sripurnomo, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah, beberapa hari lalu.
Naiknya anggaran dana desa, kata dia, seharusnya diikuti peningkatan kemandirian baik dari aparat desa maupun warganya.
“Kita sambut kebijakan untuk kembali membangun desa antara lain dengan adanya Undang-Undang Desa (Nomor 6 Tahun 2014) dan dana desa dalam APBN. Namun, kunci kemajuan desa pada inovasi dan kemandirian warganya, bukan bantuan pemerintah,” ujar dia.
Apalagi kini, selain dana desa, desa juga mendapat bantuan lain yang bersumber dari alokasi dana desa (ADD).
“Sebenarnya bantuan-bantuan untuk desa ini sudah lebih banyak. Walaupun kalau ditanya apakah bantuan itu cukup, tentu saja enggak akan pernah cukup,” ujarnya.
Jadi, kata mantan Ketua Umum DPW PKS Lampung itu, bantuan berapapun tidak akan pernah cukup jika tidak diimbangi mental mandiri dan kemampuan berinovasi.
“Berkaca pada desa-desa yang bangkit menjadi desa yang maju, mereka punya motivasi untuk mandiri menggunakan apa yang ada di desanya terlebih dulu terutama dari sisi pemberdayaan ekonominya,” lanjutnya.
Sedangkan desa yang sulit maju, kata Junaidi mengutip sebuah hasil studi, selain karena faktor ketidakmandirian juga disebabkan oleh fokus pembangunan hanya pada fisik.
“Pembangunan fisik perlu untuk infrastruktur yang memang sangat dibutuhkan masyarakat desa dan harus diimbangi pemberdayaan ekonomi. Faktor lain adalah lemahnya pengelolaan keuangan desa dan keberlangsungan program-program desa,” katanya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com