Jejamo.com, Kota Metro – Debat pertama calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro yang digelar di Hotel Aidia Grande pada Rabu malam, 23 Oktober 2024, mengungkap data dan fakta menarik terutama soal upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran di Bumi Sai Wawai. Dalam sesi tanya jawab, para calon Wakil Wali Kota Metro, M. Rafieq Adi Pradana dan Qomaru Zaman diberikan kesempatan untuk menjelaskan strategi mereka dalam mengatasi dua isu krusial ini.
Yang menarik, pertanyaan seputar kemiskinan dan pengangguran makin mengungkap keberhasil Wahdi-Qomaru selama memimpin Kota Metro. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Metro menunjukkan hasil positif dari program-program yang telah dijalankan selama periode 2021-2024.
Berdasarkan data yang bisa diakses publik lewat website resmi BPS Metro, tercatat penurunan signifikan dalam jumlah penduduk miskin. Pada 2021, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 15,32 ribu jiwa, sementara pada 2024 jumlah tersebut berkurang menjadi 12,07 ribu jiwa. Terjadi penurunan persentase kemiskinan dari 8,93 persen menjadi 6,78 persen dalam kurun waktu tiga tahun.
Penurunan ini merupakan bukti efektivitas program pengentasan kemiskinan yang dijalankan, yang juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi stabil di Kota Metro. Peluang kerja yang meningkat serta kenaikan pendapatan masyarakat berkontribusi besar dalam mengurangi angka kemiskinan. Pada 2024, Kota Metro berhasil menekan tingkat kemiskinan hingga mencapai posisi terendah kedua di Provinsi Lampung.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Metro juga mengalami penurunan yang signifikan. TPT turun dari 5,00 persen pada 2021 menjadi 3,60 persen pada 2023. Penurunan ini menunjukkan peningkatan kesempatan kerja yang didorong oleh pemerintah, terutama di sektor-sektor seperti industri pengolahan, perdagangan, dan jasa transportasi yang terus berkembang.
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan mendukung sektor informal juga berperan penting dalam menurunkan angka pengangguran. Penciptaan lapangan kerja baru di berbagai sektor ekonomi memperlihatkan efektivitas kebijakan yang dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini menjadi indikator utama dari keberhasilan pemerintahan Kota Metro dalam meningkatkan taraf hidup warganya. (*)