Jejamo.com, Bandar Lampung – Dekan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung Alamsyah mengatakan, pihak kampus bukan tidak membantu pengobatan Pupung, mahasiswa yang dirawat usai demo beberapa hari lalu di kampusnya.
Namun, bantuan yang ditawarkan pihak kampus ditolak dengan sopan oleh keluarga Akhmad Hadi Baladi Umma alias Pupung.
“Saya dan pihak Rektorat sudah memberikan bantuan kepada Pupung. Namun, bantuan yang kami berikan secara sukarela tidak sebanyak biaya pengobatan dan perawatan Pupung selama di rumah sakit,” ujarnya kepada jejamo.com via telepon, Jumat, 27/5/2016.
Menurutnya, beberapa waktu lalu sejumlah dekan IAIN menjenguk Pupung di Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Awalnya, pihak kampus tidak membicarakan soal bantuan kepada keluarga Pupung.
“Saya tidak bilang kepada keluarga maupun teman-teman Pupung yang ada di rumah sakit itu. Pas waktu saya keluar, ada wartawan yang menanyakan masalah bantuan pengobatan Pupung. Saya bilang akan membantu. Namun, tidak semuanya, sekadar membantu biaya pengobatan,” terangnya.
Sementara itu, lanjut Alamsyah, terkait bantuan pengobatan yang diberikan pihak kampus, keluarga Pupung menolaknya.
“Mereka menolak dengan sopan bantuan kami. Kata mereka, pihak keluarga tidak bisa menerimanya. Namun, saya tidak tahu alasan mereka menolak,” urainya.
Ia menambahkan, pihak kampus dan atas nama lembaga memaklumi penolakan bantuan biaya pengobatan yang dilakukan keaaurga Pupung. Namun, salah seorang keluarga Pupung, yaitu kakaknya bernama Badrul, mengatakan, jika keluarga menerima bantuan kampus, bisa macam-macam penafsiran orang.
“Kakaknya Pupung takut nanti orang salah menafsirkan bantuan kami. Namun, beda lagi dengan kawan-kawannya Pupung, tuntutannya tinggi. Mereka meminta kami harus membiayai semuanya. Kami bilang tidak bilang seperti itu,” ungkapnya.
Pihaknya juga sudah memberikan bantuan pengobatan kepada mahasiswa IAIN yang mogok makan dan dirawat di Rumah Sakit Imanuel beberapa waktu lalu.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com