Jumat, November 15, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Demi Hidupi Keluarga, Nanang Warga Metro Tetap Semangat Berkeliling Jual Alat Pertanian

Nanang, warga 21c, Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro saat menunjukkan salah satu barang dagangannya. Kamis, 14/4/2016. | Arif/Jejamo.com
Nanang, warga 21c, Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro saat menunjukkan salah satu barang dagangannya. Kamis, 14/4/2016. | Arif/Jejamo.com

Jejamo.com, Metro – Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, Nanang warga 21c, Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro menggeluti usaha dengan berjualan alat pertanian seperti sabit, golok, pisau, dan cangkul.

Barang-barang dagangannya itu biasa ia jajakkan dengan sistem berkeliling dari rumah ke rumah di wilayah Kota Metro dan sekitarnya.

Kepada jejamo.com, Kamis, 14/4/2016 Nanang mengatakan dirinya telah menggeluti usahanya yang masih dijalaninya sampai saat ini tersebut jauh sebelum memiliki keluarga. “Dari tahun 1989 udah jualan. Selepas SD jualan ini,” katanya.

Sosok pria yang biasa disapa Mbah Nanang karena rambutnya yang telah banyak memutih walaupun usianya masih tergolong belum tua itu. Juga mengatakan dalam satu hari berjualan keliling Ia mampu menghasilkan rupiah berkisar Rp150 ribu kotor.

“Gak pasti penghasilannya. Biasanya sekali keliling bisa dapat Rp150 ribu. Tapi itu belum dipotong biaya bensin dan uang makan sewaktu keliling. Karena saya jualannya pakek motor,” ujar Nanang.

Menurutnya, harga yang barang-barang yang dijualnya dibandrol dengan harga yang berbeda. Tergantung dari jenis, ukuran, dan kualitas bahannya.

Untuk sabit, biasanya ia menjual dengan harga kisaran Rp60 ribu, lalu untuk golok dijual dengan harga Rp60-75 ribu. Kemudian, untuk pisau biasanya ia jual dengan harga Rp30 ribu, sedangkan untuk cangkul dijual dengan harga Rp150 ribu per unitnya.

“Keuntungannya sangat kecil mas. Harga saya menjual dengan harga saya membeli barangnya gak terlalu jauh bedanya. Paling besar keuntungannya cuma cangkul, bisa sampai Rp25 ribu kuntungan satu cangkul,” paparnya.

Untungnya, lanjut Mbah Nanang, ia bisa mendapatkan barangnya dengan sistem pembayaran setelah barang yang dibawa laku terjual. Sehingga ia tidak perlu mengeluarkan modal untuk mendapatkan barang dagangannya.

“Sistemnya nitip mas. Saya ngambil dulu barangnya untuk dijual. Dan setelah laku baru saya bayar. Jadi gak terlalu beban,” ungkap Nanang.

Selain itu, menurutnya juga pernah tidak ada yang laku saat ia berjualan. “Pernah gak laku juga sering. Tapi tetep semangat yang namanya usaha harus terima resikonya. Meskipun gak laku harus semangat dan pantang menyerah,” ucapnya.

Selain itu, tidak jarang ia juga sering mendapatkan cacian dari para pembeli. “Kadang ada uang bilang barangnya jelek. Gak bermutu. Biasalah namanya dagang yang gak seneng pasti ada,” tuturnya.

Pria yang telah berusia 43 tahun itu mengaku untuk dapat memenuhi kebutuhannya bersama keluarga. Selain dari berdagang Ia juga mengais rizki dengan bersawah dan lewat kerja srabutan lainnya.

“Kadang kalau pas lebaran jualan roti, jualan toples dan lainnya tergantung musim yang lagi ramai,” terangnya.

Bapak satu anak itu mengatakan, semua usaha yang dilakoninya itu demi memenuhi kebutuhan sang istri dan anaknya yang selalu setia menunggunya dirumah. “Hasilnya ya buat menuhin kebutuhan makan dan keperluan anak istri,” pungkasnya.(*)

Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini