Jejamo.com – Setelah Brunei Darussalam kini pemerintah Somalia juga mengeluarkan larangan perayaan Natal dan Tahun Baru di negaranya. Negara yang mayoritas berpenduduk Muslim tersebut menyebut perayaan itu dapat memicu serangan kelompok militan Islam.
Direktur Jenderal Menteri Urusan Agama Sheikh Mohamed Khayrow mengatakan bahwa, seluruh kegiatan terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru bertentangan dengan budaya Islam. Perayaan tersebut dapat merusak iman umat Islam.”Semua aktivitas terkait Natal dan Tahun Baru diharamkan,” kata Khayrow, Selasa, 22/12/2015.
Untuk itu, pmerintah telah memerintahkan pasukan keamanan untuk membubarkan seluruh rangkaian acara perayaan. Sementara Sheikh Nur Barud Gurham, Ketua Dewan Agung urusan Agama Somalia, menjelaskan, semua kegiatan umat non-muslim dapat memprovokasi kemarahan Al-Shahab, sebuah cabang al-Qaedah di Afrika Timur, yang bermarkas di Somalia.
“Kami peringatkan bahwa kami melarang berbagai kegiatan yang tidak ada relevansinya dengan ajaran agama kami. Karena kegiatan tersebut dapat mengundang Al-Shahab melakukan serangan,” paparnya.
Somalia merupakan negara mayoritas muslim kedua yang melarang kegiatan Natal tahun ini setelah sebelumnya Brunei Darussalam mengumumkan pelarangan yang sama. Negeri dataran tinggi di Afrika itu telah melarang perayaan Natal dan Tahun Baru sejak tahun 2013 lalu. Pemerintah Somalia juga memberlakukan kalender Islam dan tidak mengakui 1 Januari sebagai bagian dari negara mereka.(*)
Tempo.co