Jejamo.com, Bandar Lampung– Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, Alian Setiadi mengatakan, pihaknya sudah menangani sejumlah persoalan agraria pada 2015 hingga 2016.
“Persoalan agraria kembali bertambah dengan kembalinya beberapa konflik lama seperti di lahan PT BNIL, ada juga yang permasalahan baru di daerah Way Kanan yaitu konflik masyarakat dengan pemilik modal,” ujarnya kepada jejamo.com di Tugu Adipura, Sabtu, 24/9/2016.
Menurutnya, momentum Hari Tani Nasional yang digelar hari ini, LBH bersama elemen masyarakat dan mahasiswa lainnya memperingati 56 tahun Hati Tani Nasional ini melihat bahwa reforma agraria telah gagal.” Kegagalan itu masih bisa kita lihat dengan masih banyaknya persoalan rakyat di Lampung tentang hak atas tanah yang dikuasai perusahaan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, LBH bersama sejumlah elemen masyarakat juga menolak adanya impor hasil pertanian berupa singkong, jagung dan lain-lain, LBH juga mendorong pemerintah dapat memaksimalkan hasil bumi di Lampung.
“Dengan melakukan standarirasi harga beras, singkong, dan lain-lain agar harganya tidak lagi jadi permainan di tingkatan tengkulak atau perusahaan,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
