Jejamo.com – Bagi sebagian perempuan, mengenakan sepatu berhak tinggi dapat memberikan kepuasan tersendiri dalam berpenampilan. Desain dan warna sepatu yang memikat membuat penampilan dirasa lebih elok dan indah.
Belum lagi rasa percaya diri yang meningkat seketika saat berjalan dengan suara hak berkeletak bersentuhan dengan lantai. Padahal di balik keanggunan itu, kerusakan pada kaki dan tulang belakang sudah mengintai.
Penelitian yang dilakukan di University of North Carolina baru-baru ini menemukan bahwa pemakaian sepatu hak tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan dan pelemahan otot-otot kaki.
The Spine Health Institute melaporkan bahwa ketika seseorang mengenakan sepatu hak tinggi, maka dada mereka akan terdorong ke depan, begitu pula dengan tulang belakang bagian bawah sehingga membawa pinggang dan tulang belakang tidak sejajar.
Kondisi ini tentu tidak baik bila berlangsung terus-menerus karena akan berdampak pada kesehatan di masa mendatang seperti masalah pada tulang belakang, lutut dan otot kaki.
Senada diungkapkan oleh Radhika Vachani, seorang praktisi yoga, bahwa tulang belakang, leher, bahu, lutut dan seluruh struktur skeletal condong ke depan ketika seseorang mengenakan sepatu hak tinggi.
Dengan begitu, sendi terdorong keluar dari kesejajaran yang seharusnya, sehingga tubuh tidak disangga oleh tulang belakang sebagaimana seharusnya.
Dikutip dari berbagai sumber, beberapa hal berikut ini bisa dilakukan untuk mengurangi resiko dari pemakaian sepatu hak tinggi, jika Anda tetap memilih untuk mengenakannya:
- Hindari pemakaian sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama. Sebaiknya kenakan pada saat diperlukan dan bukan sebagai alas kaki yang dipakai sepanjang hari.
- Lakukan peregangan pada kaki secara berkala sesaat setelah menggunakan sepatu hak tinggi.
- Yoga bisa dipilih untuk mengatasi efek pemakaian sepatu hak tinggi dengan latihan rutin dan benar sesuai arahan instruktur.
- Belilah sepatu pada sore hari dan pastikan beri batasan tinggi hak sepatu untuk memperkecil resiko pemakaian.
- Belilah berbagai jenis sepatu, tidak hanya terpaku dengan alas kaki berhak tinggi, dan variasikan pemakaian alas kaki setiap harinya.(*)
Laporan Melly Ridaryanthi, Kontributor Jejamo.com