Jejamo.com, Tanggamus – Persoalan sampah rumah tangga sering kali menjadi sumber permasalahan kesehatan lingkungan.
Setiap hari, rumah tangga memproduksi sampah 2,5 kg hingga 5 kg. Pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga juga masih sangat minim dilakukan. Bila sampah rumah tangga tidak dikelola, akan berdampak buruk terhadap kesehatan Lingkungan, dan menjadi sumber penyakit.
Sebagai upaya untuk mengajak masyarakat mengelola sampah rumah tangga, Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Aqua Danone bersama kelompok wanita tani (KWT) Cempaka dan komunitas pengelola sampah di Pekon Tanjung Anom, Kecamatan Kota Agung Timur mengembangkan gerakan tukar sampah dengan sayuran.
Gerakan tukar sampah dengan sayuran merupakan implementasi dari penerapan Pilar STBM-STUNTING, khususnya pilar ke-4 STBM (Sanitas Total Berbasis Masyarakat) dan pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita.
Kordinator program WASH YKWS untuk Tanggamus, Refki Tahzani, menjelaskan sayuran yang ditukar dengan sampah anorganik berupa botol plastik dan kardus, berasal dari hasil kebun sayuran buah dan tanaman obat keluarga (KESURGA) yang dikelola secara kolektif oleh KWT Cempaka di Pekon Tanjung Anom.
“Inisiatif gerakan ini untuk mengajak rumah tangga, khususnya yang ada ibu hamil dan memiliki balita untuk mengkonsumsi sayuran dan makanan lainnya dengan gizi seimbang, yang diperoleh dari kebun kelompok,” ungkap Refki Tahzani.
Seperti yang dijelaskan Refki, sayuran berasal dari KESURGA yang dikelola oleh KWT dari dukungan PT. Tirta Investama Tanggamus (Aqua Danone) berkolaborasi dengan YKWS dan pemerintah daerah Tanggamus.
Selly selaku ketua KWT Cempaka mengutarakan kegiatan pengembangan KESURGA sangat bermanfaat untuk menunjang ketahanan pangan keluarga dan upaya pencegahan stunting melalui pendekatan Pilar STBM-STUNTING.
“Warga sangat senang, khususnya ibu hamil dan yang punya balita, tukar sampah atau barang bekas dengan sayuran, jadi warga juga mulai antusias mengelola sampah di rumah. Sampah yang terkumpul akan kami manfaatkan kembali untuk media tanam dan sebagian kami jual untuk membeli benih sayuran dan buah-buahan serta kebutuhan lainnya di kebun kolektif KESURGA,” ujar Selly.
Gerakan tukar sampah dengan sayuran akan terus dikampanyekan oleh YKWS bersama Aqua Danone untuk diterapkan oleh masyarakat di desa-desa lain. Demikian rilis yang diterima redaksi Jejamo.com.(*)