Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Diancam Taliban, Bocah Penggemar Messi Ini Lari Dari Negaranya

Murtaza Ahmadi
Murtaza Ahmadi, bocah Afghanistan yang sempat bikin heboh karena memakai jersey Argentina bernama Messi dari kantong kresek mendapat hadiah baju jersey asli Argentina lengkap dengan tanda tangan Messi. | thesportbible.com

Jejamo.com – Murtaza Ahmadi penggemar berat bintang sepak bola Argentina, Lionel Messi yang pernah bikin heboh karena menggunakan jersey Messi yang dibuatnya dari kantong plastik keresek.

Setelah mengundang perhatian dunia, Murtaza lalu menerima sebuah jersey lengkap dengan tanda tangan Lionel Messi. Kini, kabar mengejutkan terkait Murtaza kembali mencuat.

Keluarga Murtaza, melalui sang ayah, Mohammad Arif Ahmadi, mengaku mendapat ancaman dari pemberontak Taliban hingga akhirnya mereka pindah ke Pakistan.

Seperti diwartakan Kantor Berita Associated Press, Selasa, 3/5/2016, melalui rentetan teror telepon, Taliban mengusir keluarga itu dari Afganistan. Kini, Mohammad Arif Ahmadi mengaku tinggal di Pakistan dan menetap di Kota Quetta, sambil terus berharap ada kehidupan yang lebih baik di sana.

“Kehidupan menjadi penderitaan bagi kami,” ungkap Ahmadi dalam wawancara melalui sambungan telepon dari Quetta.

Ahmadi mengatakan, dia dan keluarganya sesungguhnya tak ingin meninggalkan Afganistan. Namun, derasnya ancaman yang mereka terima kian hari kian terdengar serius.

Lelaki itu khawatir, Murtaza akan diculik menyusul sensasi di dunia maya yang melibatkan bocah itu. Ahmadi menyebutkan, pada awalnya, dia tak yakin bahwa suara orang di ujung telepon itu adalah anggota Taliban.

Dia menduga, hal itu hanya ulah kelompok kriminal yang mengharapkan uang darinya. Ahmadi berpikir, orang-orang itu menduga, keluarganya sedang bergelimang uang menyusul popularitas mendunia yang didapat Murtaza.

Namun, dia lalu menyadari, ancaman itu benar datang dari Taliban, ketika dia menerima telepon dari seorang sopir yang mengaku membawa surat untuk dia. “Surat itu ternyata dikirim oleh Taliban,” kata Ahmadi.

“Di dalam surat itu, Taliban menanyakan kenapa anak saya tidak mempelajari Al Quran di sekolah Islam, dan mengapa tetap mendukung minat Murtaza bermain sepak bola?” kata Ahmadi.

“Karena takut dengan ancaman itu, saya lalu menjual segala harta benda saya, dan membawa keluarga ini keluar dari Afganistan, demi menyelamatkan hidup Murtaza dan anggota keluarga yang lain,” sambungnya.

Keluarga Ahmadi lalu melakukan perjalanan ke ibu kota Pakistan, Islamabad. Namun, mereka tak bisa bertahan lama di kota itu karena tingginya biaya hidup. Mereka lalu memutuskan pindah ke Quetta.(*)

Kompas.com

Populer Minggu Ini