Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Dinas Perpustakaan Daerah Lampung Gelar Bedah Buku Gele Harun Residen Perang

Bedah buku “Gele Harun Residen Perang” di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Lampung, Kamis, 12/10/2017 | Andi/jejemo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung– Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Lampung menggelar acara bedah buku “Gele Harun Residen Perang” kegiatan berlangsung di aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah di Jalan Wolter Monginsidi, Telukbetung, Bandar Lampung, Kamis, 12/10/2017.

Bedah buku dihadirkan sejumlah narasumber yaitu KH Arif Makhya, Mulkarnaen Gele Harun (anak dari Mr Gele Harun), Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Lampung (TP2GD) Maskun dan penulis buku Mr  Gele Harun, Khairil Asmuni serta dimoderatori Pemred Jejamo Adian Saputra.

Selain itu, hadir juga Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Lampung Herlina Warganegara, anggota DPRD Lampung Watoni Noerdin, penulis yang fokus pada sejarah Lampung Arman AZ, keluarga besar Mr Gele Harun Nasution, dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi.

Mantan Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Lampung (TP2GD) Maskun mengatakan, secara akademik buku Gele Harun Residen Perang” sudah memenuhi standar keilmiahan. Menurutnya, buku tersebut dapat menjadi referensi yang berkaitan dengan sejarah yang ada di Lampung.

“Jika buku ini bisa sampai dijadikan suplemen di tingkat sekolah bisa dijadikan sebuah materi sejarah lokal yang bagus. Karena, didalam buku itu tercermin bagaimana rasa nasionalisme dan perjuangan seorang Mr Gele Harun,” ujarnya kepada Jejamo.com, di aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Lampung.

Maskun mengungkapkan, isi buku menceritakan Gele Harun merupakan sosok orang kaya yang mau hidup susah. Bahkan, Dia mau pindah ke dalam hutan saat diburu tentara Belanda.

“Gele Harun ini sarjana hukum dan anak seorang dokter. Tapi, karena dia berpihak pada kedaulatan Pemerintah dan rasa nasionalismenya tinggi, maka dia mampu mempertahankan pusat pemerintahan yang dipimpinnya kala itu,” ungkapnya.

Dia menambahkan, Keberlianan dan pemikirannya seroang Mr Gele Harun tercermin dalam buku. Dimana kala itu ia mempertahankan pemerintahan darurat.”Gele Harun melakukan hijrah mengikuti jejak seperti Rasulullah. Mengapa dia pindah-pindah, karena waktu keadaannya darurat, karena waktu itu pemerintahan sedang kuasai tentara Belanda,” paparnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

 

 

 

 

 

Populer Minggu Ini