Jejamo.com, Metro – Berawal dengan membudayanya buang sampah sembarangan di Kota Metro, Ali Rosad yang merupakan Guru SMK Muhammadiyah 2 Kota Metro, mendirikan sebuah komunitas bernama Komunitas Cinta Metro (Kocimet).
Meski baru didirikan pada 28 Desember 2015 lalu, Kocimet bertekad untuk menghilangkan budaya masyarakat Kota Metro yang membuang sampah sembarangan. Sampai saat ini, cukup masih banyak masyarakat yang d membuang sampah ke sungai, di pinggir jembatan bahkan di badan-badan jalan tanpa mempertimbangkan dampaknya.
“Kocimet sangat prihatin dengan keadaan tersebut, besar harapan komunitas kecil ini bisa mengembalikan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya menjaga lingkungan,” ujarnya pada Jejamo.com, Senin, 4/1/2016.
Dia menambahkan, Kocimet bergerak melalui Dunia Maya (Dumay), juga terjun langsung ke masyarakat. Meski belum menyentuh semua wilayah, namun Kocimet berkomitmen akan menggerakkan masyarakat Metro untuk peduli akan kebersihan lingkungan juga menjaga keberadaannya.
“Kocimet membuat sejumlah banner yang dipasang pada jembatan-jembatan di Kota Metro, sengaja juga ditampilkan kontak telepon sebagai sarana menyampaikan saran bagi Kocimet”, ujarnya.
Visi misi Kocimet yakni membuat Kota Metro bersih dan sehat, membudayakan masyarakat Kota Metro untuk mengelola sampah rumah tangganya dengan baik dan tidak membuang sampah sembarangan.
Kocimet juga akan memperkenalkan Gerakan Pungut Sampah Metro (GPSM) kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, agar gerakan tersebut langsung terserap dan dipraktekkan di lingkungan kerja masing-masing.
Komunitas EtamBeberseh dari Kalimantan Timur sangat merespon Kocimet, karena memiliki kesamaan Visi Misi untuk memberantas sampah, bahkan salah satu Banner karya Kocimet dipakai untuk model kaos Komunitas tersebut.
“Jika kota lain meniru Kota Metro dalam hal pemberantasan sampah, seharusnya masyarakat Metro malu jika masih membuang sampah sembarangan,” pungkas Ali.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com