Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Dirut Dwi Soetjipto : PT Pertamin Rugi 14, 8 Triliun

logo pertamina

 

Jejamo.com, Jakarta – Besarnya selisih nilai jual dibandingkan nilai ekonomis bahan bakar Premium membuat PT Pertamina (Persero) harus menanggung kerugian hingga 14,8 triliun. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengungkapkan, selisih itu terhitung sejak Februari 2015.

 

“Kerugian ini untuk Premium daerah Jamali (Jawa Madura dan Bali) dan non-Jamali,” ujar Dwi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, seperti dilansir tempo.co. Selasa, 1 September 2015.

 

Kerugian untuk Premium wilayah Jamali sebesar Rp 5,9 triliun. Sementara wilayah non-Jamali mencapai Rp 8,9 triliun. Patokannya adalah harga jual Premium wilayah Jamali sebesar Rp 7.400 per liter, dan non-Jamali sebesar Rp 7.300 per liter.

 

Perhitungan dilakukan berdasarkan harga acuan Singapura (mean of platts/MoPS) yang trennya sempat naik. Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga mendukung membengkaknya selisih ini.

 

Perhitungan harga berdasarkan rata-rata pergerakan MoPS dan kurs selama sebulan, yakni Juli-Agustus, keluar harga keekonomian Premium mencapai Rp 7.700 per liter. Untuk perhitungan rata-rata tiga bulan dan empat bulan, harga keekonomian mencapai Rp 8.450 dan Rp 8.600 per liter.

 

Sedangkan jika perhitungan dilakukan secara enam bulan (periode Februari-Agustus), didapatkan harga Premium sebesar Rp 8.350 per liter. “Jadi kalau dilihat dari semua perhitungan, harga keekonomian masih lebih tinggi dari harga jual,” kata Dwi.

 

Akhir pekan lalu harga minyak dunia menyentuh angka US$ 40 per barel sebelum naik pada awal pekan ini ke US$ 50 per barel. Dwi menaksir jika tren harga beberapa bulan ke depan tetap rendah, harga jual Premium bisa sama dengan harga keekonomiannya.(*)

Populer Minggu Ini