Jejamo.com, Bandar Lampung – Andres Afandi, jurnalis inewsTV Lampung dilarang meliput atau mengambil gambar suasana Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri Bandar Lampung oleh kepala perawatnya, Senin, 4/7/2016.
Andres menceritakan, dirinya datang ke rumah sakit itu untuk meminta konfirmasi terkait dugaan indikasi penggunaan vaksin palsu. Namun, seorang yang mengaku kepala perawat rumah sakit melarangnya.
“Padahal saya datang ke rumah sakit itu dengan baik-baik, saya mau mengonfirmasi terkait vaksin palsu. Saya juga sempat ketemu humasnya. Humasnya tidak melarang saya mengambil gambar, dia bilang kepada saya silakan saja mengambil gambar,” ujarnya kepada jejamo.com di halaman parkir RS Mutiara Putri.
Menurutnya, waktu dirinya mau mengeluarkan kamera untuk meliput suasana rumah sakit itu, tiba-tiba ada seorang wanita yang mengaku kepala perawat tersebut.
“Mas.. Mas.. saya tidak mengizinkan untuk mengambil gambar di sini, kata kepala perawat itu. Padahal saya sudah menjelaskan, saya datang ke sini baik-baik. Saya sudah izin dengan humas, tapi kepala perawat tetap tidak mengizinkan saya mengambil gambar,” terangnya.
Ia menambahkan, pihak rumah sakit juga sempat mengacam mengadukan kepada kuasa hukum jika pemberitaannya tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta.
“Humas RS Mutiara Putri mengacam mengadukan kepada kuasa hukumnya kalau beritanya aneh-aneh. Terus saya bilang kepadanya, ya sudah tidak apa-apa. Saya jamin akan memberikan sesuai dengan fakta yang ada. Apa yang saya rekam itulah yang saya buat, termasuk nanti pihak RS enggan memberikan komentar itu juga nanti akan saya buat,” tandasnya.
Sementara itu, jejamo.com dan Adam dari radarlampung online, saat meminta kepada pegawai rumah sakit tersebut untuk bertemu dengan humas rumah sakit, disuruh menunggu.
“Saya datang ingin bertemu dengan humas rumah sakit itu. Saya mau konfirmasi juga terkait vaksin palsu yang beredar. Namun, kami disuruh menunggu sekitar 30 menit. Tapi, belum muncul salah satu pegawai itu. Dan ternyata Humas Rumah Sakit itu yang bernama Rugun ada di dalam ruangan apoteker,” ujar Adam.
Ketika dirinya melihat Humas rumah sakit Tersebut, langsung memanggilnya untuk dimintai keterangan. Namun, Humas tersebut tidak bisa memberikan keterangan.
“Tadi kan saya sudah jelaskan, saya menegaskan tidak bisa memberikan keterangan dan tidak membolehkan untuk pengambilan gambar,” kata Adam menirukan gaya Humas rumah sakit.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com