Jejamo.com – Seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Australia yang menjadi salah satu anggota utama dikabarkan ditangkap di sebuah negara Timur Tengah. Sebelumnya pria bernama Neil Prakash itu diyakini tewas dalam serangan drone AS pada Juli lalu di Irak.
Pria berusia 25 tahun yang bergabung dengan ISIS pada 2013 dan mendapat julukan Abu Khaled al-Cambodi itu nyatanya hanya terluka dalam serangan tersebut.
The New York Times melaporkan seorang pejabat senior AS mengatakan, Prakash terluka tetapi nyawanya bisa tertolong. Prakash saat itu sudah ditahan beberapa pekan di sebuah negara Timur Tengah.
Saat kabar tewasnya Prakash diterima, Pemerintah Australia menyambutnya dengan penuh sukacita karena dianggap menjadi pukulan bagi upaya ISIS merekrut anggota baru.
“Kita harus berbahagia mendengarkan kabar ini karena Prakash adalah warga Australia yang paling berbahaya dan bergabung dengan ISIS,” ujar George Brandis, jaksa agung Australia kala itu.
Asisten perdana menteri urusan kontra-terorisme Michael Keenan mencoba menanggapi fakta bahwa Prakash ternyata masih hidup. Dia mengatakan, Pemerintah Australia mengabarkan kematian Prakash kepada publik setelah mendapatkan kepastian dari AS.
“Kemampuan Pemerintah Australia untuk memastikan laporan kematiannya baik di Suriah maupun Irak sangat terbatas,” kata Keenan.
“Kedua negara itu adalah zona perang dengan banyak lokasi tak bertuan. Sering kali seseorang dikabarkan tewas, tetapi nyatanya masih hidup,” ujar Keenan.
Prakash, yang memiliki darah Fiji dan Kamboja, diyakini terkait dengan sejumlah rencana serangan di Australia. Salahsatunya adalah penikaman dua orang polisi di Melbourne yang dilakukan seorang remaja 18 tahun.(*)
Kompas.com
