Jejamo.com, Bandar Lampung – Dosen Kimia FMIPA Unila Diky Hidayat mengatakan, biota laut yang ditemukan mati di perairan pesisir pantai Panjang, pada Sabtu, (1/6/2019) pagi, diduga bukan akibat mengonsumsi limbah beracun.
“Tapi disebabkan oleh kondisi air laut di sekitarĀ yang kualitasnya menurun jauh atau bisa disebabkan dissolve oksigen yang turun jauh sesaat,” ujarnya, Senin, (3/6/2019).
Lanjut Diky, penyebab lainnya juga bisa karena adanya parameter fisik yang menurun sesaat. Jadi bukan akibat pencemaran bahan beracun.
“Ini sama seperti dengan fenomena algae bloom,” urainya.
“Biasanya ikan mati setempat itu akibat dampak lokal sesaat akibat buangan limbah kapal dan arus laut mati. Sehingga tidak ada sirkulasi arus air,” lanjutnya.
Ia mengatakan, kapal yang membuang limbah itu juga menjadi masalah. Semua kapal yang bersandar ke Pelabuhan Panjang wajib membuang sampah pada fasilitas yang disediakan.
“Namun di Teluk Lampung juga banyak pelabuhan lainnya yang belum tentu menyiapkan fasilitas pengolahan atau pengangkutan sampah,” paparnya.
Sementara itu, terkait ikan dan biota laut yang ditemukan mati secara mendadak nampak tidak bahaya dikonsumsi oleh warga.
“Tapi perlu dilakukan analisis lebih lanjut,” tandas Diky. [Andi Apriyadi]