Jejamo.com – Seorang bayi di Uttar Pradesh, India Utara lahir dengan kedua kaki menyatu sehingga menyerupai ekor ikan duyung. “Saya belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya,” ujar dokter kandungan yang membantu persalinan di Rumah Sakit Sahi Ram, Vandana Arya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Arya mengatakan, kondisi cacat itu merupakan kelainan bawaan yang sangat jarang terjadi. Tubuh bagian atas bayi berfungsi normal, tapi bagian bawahnya tidak berkembang. Bagian paha hingga kaki yang menyatu membuat dokter tak bisa menentukan jenis kelamin bayi itu.
Kondisi langka ini disebut sirenomelia atau dikenal dengan sindrom Mermaid. Sindrom Mermaid merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan rotasi dan fusi kaki. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak di dalam rahim.
Bayi tersebut dilahirkan oleh seorang ibu berusia 22 tahun asal Sahranpur, Uttar Pradesh. Sampai usia kehamilan 30 minggu, selama kehamilan wanita itu tak pernah mengeluh. Tapi, USG terakhir mengungkapkan, kondisi ginjal bayi belum berkembang. Sayangnya, kehidupan bayi yang belum diberi nama itu pun hanya berlangsung selama 10 menit.
Lindsey Fitzharris dari Universitas Oxford mengungkapkan, sindrom Mermaid terjadi karena tali pusat gagal membentuk dua arteri. Akibatnya tidak ada pasokan darah yang cukup mencapai janin.
Pasokan darah dan nutrisi terpusat pada bagian atas tubuh saja. Kekurangan nutrisi itu menyebabkan janin gagal mengembangkan bagian kaki yang terpisah.
Menurut Lindsey, belum ada bayi dengan sindrom Mermaid yang dapat bertahan hidup “Sebagian besar meninggal dalam beberapa hari setelah dilahirkan karena kegagalan ginjal dan kandung kemih,” kata Lindsey.
Sementara itu, menurut Arya, ada beberapa hal yang diduga menyebabkan sindrom Mermaid, yaitu berlebihan minum obat, kekurangan vitamin, faktor genetika, riwayat keluarga, hingga diabetes pada ibu.
Kondisi ini diperkirakan hanya terjadi satu dari 100.000 kelahiran bayi. Namun, 100 kali lebih mungkin terjadi pada bayi kembar identik. Kelahiran bayi dengan sindrom Mermaid kali ini merupakan kasus keempat di dunia, tetapi yang pertama dilaporkan di India.(*)
Kompas.com