Jejamo.com – Dua editor majalah Roopban sebuah terbitan tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Bangladesh tewas dibunuh oleh pihak yang mengaku dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Keduanya yaitu, Xulhaz Mannan dan Tanay Mojumdar, telah memperpanjang daftar orang yang dibunuh kelompok militan ISIS seperti sejumlah penulis dan penganut aliran sekuler ataupun ateis. Kedua korban ini terbunuh dua hari sejak terbunuhnya dua dosen di sebuah universitas.
Meski sudah banyak korban yang berjatuhan, pihak pemerintah tetap berkeyakinan tidak ada grup yang mengatasnamakan ISIS. “Kami mengutuk aksi kekerasan ini dan mendesak pemerintah Bangladesh segera menangkap penjahat di balik pembunuhan ini,” ujar Duta Besar Amerika Serikat, Marcia Bernicat, seperti yang dilansir BBC, Selasa, 26 April 2016.
Kedua korban yang dibunuh ini merupakan aktivis yang menyebarkan toleransi di Bangladesh. Hingga saat ini, homoseksual memang masih menjadi isu yang sensitif. Untuk meningkatkan toleransi di masyarakat, Mannan dan kawan-kawan mendirikan Roopban.
Baik Manan maupun Tonay juga secara terbuka mendeklarasikan bahwa mereka adalah gay. Keduanya percaya, semakin banyak gay di Bangladesh, peluang untuk bisa diterima di masyarakat semakin besar.
Keduanya juga ada di balik kegiatan “Rainbow Rally”, yang diadakan pada Tahun Baru Bengali setiap tanggal 14 April. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun ini, kompetisi tersebut juga telah dilarang diadakan dengan alasan keamanan.
Pembunuhan semacam ini semakin sering terjadi di Bangladesh. Pada awal bulan April, seorang mahasiswa hukum yang memiliki pandangan sekuler terbunuh setelah diculik. Tahun lalu, empat orang blogger yang beraliran sekuler juga ditemukan terbunuh.(*)
Tempo.co