Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Dubes RI untuk Bangladesh Tinjau Pembangunan 1.000 Shelter ACT

Kunjungan Dubes RI untuk Bangladesh ke shelter pengungsi Rohingya yang dibangun ACT dengan dukungan donatur Indonesia. | Dok ACT

Jejamo.com, Coxs Bazar –  Saat terik matahari Kamp Kutupalong sedang berada segaris di puncak kepala, ada keriuhan yang berbeda Rabu lalu, 8/11/2017, di  Cox’s Bazar, Bangladesh. Keriuhan di Kamp Kutupalong seperti lain dari hari-hari biasa.

Sebab, bukan hanya riuh lalu lalang ribuan orang-orang Rohingya yang keluar dan masuk kamp Kutupalong, di beberapa sudut jalan setapak menuju ke dalam Kamp Kutupalong, bendera Indonesia terpacak, meriah sekali.

Ada pula barisan kompak berbanjar rapi ratusan orang-orang Rohingya di tepian jalan, seperti menyambut seseorang. Warna Merah-Putih pun ramai membubung. Beberapa bendera pun dipegangi masing-masing oleh orang-orang Rohingya yang berbaris di pinggir jalan itu.

Bendera Indonesia bersanding dengan bendera Bangladesh menjadi simbol kebanggaan yang menghiasi sepanjang jalan Kamp Kutupalong. Ada apa gerangan?

Siang itu, untuk pertama kalinya, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Bangladesh Rina Soemarno menyambangi Kamp Pengungsian Rohingya di Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh. Kunjungan resmi perdana Dubes RI untuk Bangladesh bukan tanpa sebab. Sambangi Kamp Kutupalong, Rina Soemarno meninjau langsung bagaimana progres pembangunan 1.000 unit shelter, amanah dari masyarakat Indonesia, untuk pengungsi Rohingya.

Kunjungan Dubes RI untuk Bangladesh berbarengan pula dengan agenda silaturahmi dengan pemerintah DC Cox’s Bazar. Apalagi, Merah Putih yang terpampang di beberapa sudut jalan menjadi tanda, bahwa ada aksi besar bangsa Indonesia yang sedang dilakukan di titik ini, di Kamp Pengungsian Rohingya terbesar, Kamp Kutupalong.

Sesuai rencana, Insya Allah di Kamp Kutupalong, amanah masyarakat Indonesia yang dititipkan kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT) bakal dibangun 1.000 unit hunian (shelter) yang layak untuk pengungsi Rohingya. Total sebanyak 1.000 unit shelter akan berdiri di atas lahan seluas 30 hektare atau sekira 300.000 meter persegi.

“Ini adalah sumbangan dan karya nyata dari putra-putri Indonesia. Dari Rakyat Indonesia diamanahkan kepada ACT, Insya Allah 1.000 unit shelter akan menjadi pelipur lara dan tempat bernaung yang lebih baik, dengan sarana dan fasilitas yang lebih baik,” ungkap Rina Soemarno.

Sembari berpayung menahan panas terik di Kamp Kutupalong, rombongan Dubes RI untuk Bangladesh menapaki jalan setapak menuju ke lokasi pembangunan 1.000 shelter ACT. Sepanjang perjalanan menuju ke dalam Kamp Kutupalong, Rina Soemarno berbincang santai dengan tim SOS Rohingya ACT juga puluhan relawan lokal ACT di Bangladesh.

Bambang Triyono selaku Direktur Global Humanity Response (GHR) – ACT mengutarakan, kunjungan Rina Soemarno terasa tambah spesial, karena selama ini komunikasi yang baik sudah terjalin antara ACT dengan perwakilan Pemerintah RI di Bangladesh.

“Dubes berkenan menyapa kami, Tim SOS Rohingya ACT yang telah hadir di tengah-tengah pengungsi Rohingya di Bangladesh sejak 2 bulan lalu. Ibu Dubes tidak hanya ingin menegaskan kehadiran Indonesia untuk orang-orang Rohingya, tapi juga menjadi juru bicara yang menjelaskan kiprah ACT kepada pemerintahan DC Cox’s Bazar,” ujar Bambang.

Shelter ACT dari bambu, lebih layak untuk kesehatan anak Rohingya Kondisi kamp pengungsian Kutupalong yang penuh sesak membuat Rina terhenyak. Apalagi ketika puluhan anak-anak Rohingya berdiri di kanan-kiri setapak, mengucapkan salam kepada rombongan Dubes RI dan ACT.

“Assalamualaikum Indonesia,” ungkap bocah-bocah Rohingya itu kompak.

“Di sini saya bisa melihat sendiri penderitaan mereka, apalagi anak-anak Rohingya. Insya Allah shelter dari ACT dan Indonesia ini menjamin kesehatan, khususnya bagi tumbuh kembang anak-anak yang jumlahnya sangat banyak lokasi kamp ini,” ujar Rina.

Kedatangan Dubes RI ke lokasi shelter ACT bertepatan dengan hari ke-5 proses pembangunannya. Bambang Triyono yang mendampingi Rini memberi penjelasan, bahwa seratusan pekerja yang menggarap shelter merupakan orang-orang Rohingya yang menetap di Kamp Kutupalong.

“Total seluruh shelter akan dibangun 1.000 unit, digarap langsung oleh pekerja pengungsi Rohingya yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan. 1000 unit terdiri dari 84 set shelter. Masing-masing shelter akan diisi oleh 12 unit rumah untuk 12 keluarga,” ujar Bambang.

Dari Jakarta, Presiden Aksi Cepat Tanggap Ahyudin Tanggap menyimak siaran langsung peninjauan Dubes RI di lokasi pembangunan shelter. Ahyudin menjelaskan komitmen ACT untuk menyelesaikan tahap pertama shelter untuk Rohingya berjumlah 1.000 unit. Ia menambahkan, bentuk shelter akan dibuat dengan konsep Integrated Community Shelter (ICS) atau shelter yang terintegrasi.

“Insya Allah tak hanya ada hunian, tapi akan ada juga 6 masjid, 6 unit sekolah, dan 336 toilet. Setelah rampung 1.000 unit, ACT akan melanjutkan kembali dengan membangun 1.000 unit berikutnya, sehingga total seluruh shelter dari Indonesia untuk Rohingya berjumlah 2.000 unit,” papar Ahyudin.

Usai meninjau langsung lokasi pembangunan shelter dari ACT dan Indonesia, Rina Soemarno mengucapkan terima kasihnya kepada semua masyarakat Indonesia yang sudah ambil bagian dalam proyek kemanusiaan skala masif ini.

“Kami dari KBRI yang berkedudukan di Dhaka siap membantu dan senantiasa ada untuk teman-teman Rakyat Indonesia, khususnya tim ACT yang melakukan tugas kemanusiaan di Bangladesh. Kami selalu mengharapkan kabar, termasuk juga perkembangan mengenai bagaimana progres shelter dan bantuan yang telah disiapkan. Karena ini semua bagian dari misi bangsa dan negara Indonesia,” pungkas Rina.(*)

Laporan Lukman Azis Kurniawan, Kontributor Jejamo.com

Populer Minggu Ini