Jejamo.com, Tanggamus – Aprial, Kepala Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus membantah dirinya melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap wartawan. Yang ada, imbuhnya, insiden perdebatan yang berujung salah paham.
Menurut dia, kejadian pada Rabu sore, 1/3/2023, pukul 17:30 WIB, yang ramai diberitakan media massa online bermula saat dirinya bersama Kepala Pekon Telukbrak hendak pulang usai mengikuti rapat di kantor kecamatan setempat. Di tengah jalan keduanya bertemu dengan dua orang wartawan SM dan AG yang meminta konfirmasi.
Aprial mengakui sempat terjadi perdebatan dengan nada tinggi saat itu. Dalam perdebatan itu si kepala pekon, yang juga sebagai Ketua DPK Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Pematangsawa, sempat menanyakan legalitas kedua jurnalis tersebut dan atas dasar apa mereka menerbitkan pemberitaan dugaan penyelewengan Dana Desa Pekon Way Nipah tahun 2022 lalu, yang menurutnya tidak sesuai dengan wawancara.
“Saya sempat menarik kerah bajunya saat ia akan menaiki motor. Saya dekatkan kepala saya dengan kepalanya kemudian dia mundur dan sebelah kakinya masuk siring. Artinya tidak ada penganiayaan,” jelas Aprial saat jumpa pers di Rumah Makan Savana Kota Agung, Jumat sore, 3/3/2023.
Dan sebenarnya, imbuh Aprial, permasalahan tersebut sudah clear saat dimediasi Polsek Pematangsawa.
Nuswanto, salah seorang keluarga Aprial, berharap permasalahan tersebut bisa berakhir damai. Menurut dia, tidak ada niatan dari adiknya melakukan kekerasan. Meski begitu dia menyadari bawah pelaporan ke aparat penegak hukum merupakan hak setiap warga negara.
Di lain pihak, SM menceritakan peristiwa tersebut menurut versinya. Berawal saat ia bersama rekannya akan menemui Kepala Pekon Telukbrak untuk mengonfirmasi di sebuah warung yang sudah tutup didampingi Kepala Pekon Way Nipah.
“Kemudian, Aprial tiba-tiba menanyakan identitas saya dengan nada tinggi seperti orang yang lagi naik pitam, mengajak duel dan lain-lain. Namun, kami tidak meladeni dan memilih berpamitan. Kemudian kami dikejar sampai perbatasan Pekon Guring dan diadang di tengah jalan, akibatnya teman saya sampai terjatuh karena mengerem mendadak,” jelasnya.Â
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tambah SM, ia bersama rekannya berinisiatif ke kantor Polsek Pematangsawa. Mereka berharap permasalahanya bisa diselesaikan baik-baik. “Tapi si kepala pekon tetap mengajak duel saat di kantor polsek. Saya enggak ladeni,” jelas SM.
Kasus dugaan penganiayaan ini sudah dilaporkan korban ke Polres Tangganus. (*) (Zairi)Â