Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Edi Suryadi Penjual Bubur Ayam di Bandar Lampung Pilih Pendidikan Ponpes untuk 4 Anaknya

Edi Suryadi. | Andi Apriyadi

Jejamo.com, Bandar Lampung – Mungkin sebagian orang lebih memilih pendidikan formal atau resmi untuk anak-anaknya. Tetapi berbeda dengan suami istri H. Edi Suryadi (53) dan Sumari (50) yang memilih pondok pesantren sebagai tempat pendidikan empat anaknya.

Edi dan istrinya berjualan bubur ayam. Mereka percaya mampu membiayai empat anaknya untuk mengenyam pendidikan agama di Ponpes.

Bagi mereka, ilmu agama ibaratnya petani tanam rumput pasti jadi dan justru sebaliknya.

Kalau manusia fokus dengan urusan agama dunia akan mengikuti sampai manapun.

Menurut Edi, memilih Ponpes untuk pendidikan anak-anaknya. Ia ingin anaknya lebih memperdalam ilmu agama ketimbang belajar di pendidikan formal.

“Kalau urusan dunia, ayam saja bisa cari makan sendiri, tapi kalau urusan akhirat harus di arahkan. Karena dunia ini nyata, tapi kalau untuk agama di alam kubur dan akhirat kita belum tahu,” ujarnya saat ditemui di tempat usahanya di Jalan Sudirman, Pahoman, Bandar Lampung atau tepatnya di samping kantor ACT Lampung, Minggu, (7/7/2019).

Edi mengatakan, mendaftarkan tiga putra dan satu orang putrinya ke Ponpes sejak kecil atau setelah lulus SD. Ia memilih Ponpes yang berada di Lampung dan Pulau Jawa.

“Anak pertama saya masukan pondok Nurul Salam di Ciamis, Jawa Barat, kedua di pondok Al Fatah, Tegineneng, Pesawaran, tapi sekarang pindah ke Pondok Temboro, Jawa Timur dan yang dua anak lagi sekarang di pondok Al Fatah,” jelas warga Jalan Sisingamangaraja, Gang Aramah, Kelurahan Kelapa 3 Permai, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung ini.

Edi juga mengaku tidak terlalu sulit mencari biaya untuk pendidikan anak-anaknya selama di pondok.

Pasalnya, ia percaya reziki sudah ada yang mengatur, apabila demi kebaikan dalam agama.

“Sebenarnya biaya di pondok itu lebih irit, per bulan bisa Rp400 hingga Rp500 ribu dana yang harus saya keluarkan,” paparnya.

Dia menceritakan, berjualan bubur ayam sejak 2010 di Jalan Kartini, namun sebelumnya ia berjualan pakaian. Dari hasil berjualan itu, suami dari Sumari ini bisa menunaikan ibadah haji.

“Harapan saya sesuai dengan doa bahagia dunia akhirat karena kebahagian ini tidak bisa dinilai,” tandasnya. [Andi Apriyadi]

Populer Minggu Ini