Jejamo.com, Bandar Lampung – Edy Risnandar (42), pengemudi mobil Daihatsu Terios yang dihantam kereta api di Natar, Lampung Selatan, kemarin, menceritakan peristiwa tabrakan maut yang menewaskan dua siswa SMPN 2 Bandar Lampung. Awalnya dia tidak mengetahui jika yang dilintasi itu jalur kereta api.
“Saya hanya mengikuti mobil yang ada di depan saja. Saya tidak melihat kalau itu perlintasan rel kereta api. Yang saya tahu, itu bukan rel. Itu terlihat seperti gang yang cukup untuk satu mobil., Saya juga enggak dengar suara bel,” ujarnya kepada jejamo.com saat ditemui di RS Urip Sumoharjo, Minggu, 28/5/2017.
Menurutnya, pascatragedi tersebut, dirinya tidak sadarkan diri.
“Saya enggak ingiat apa-apa. Yang saya ingat saya sudah berada di atas ranjang Rumah Sakit Urip Sumoharjo ini,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan, sebelum terjadi kecelakaan maut itu, dirinya mengaku yang mengemudi mobil tersebut, sementara istri dan anak bungsunya di sampingnya.
“Yang di tengah itu ada tiga orang, termasuk anak saya. Tiga lagi di belakang. Semuanya 9 orang. Selanjutnya saya kurang tahu karena saya tidak sadarkan diri,” kata dia.
Ia menambahkan, akibat kecelakaan itu, dirinya mengalami luka di paha kanan, tangan dan luka lecet di bagian pelipis mata. Sementara itu, sang istri Nur Sulastri (42) dan kedua anaknya yaitu Afifah Salwa (14), murid SMPN 2 Bandar Lampung, dan Sarah Nafisa (9).
“Istri saya luka di tangan sebelah kiri, patah dan kepala pecah. Kalau Afifah luka di rahang retak dan pelipis retak. Seharusnya siang ini diperiksa, tapi ditunda sampai lima hari. Tapi sekarang sudah bisa bicara. Sementara istri masih menunggu. Tapi ia sudah bisa bicara. Anak saya yang kecil Sarah hanya memar di kaki,” terangnya.
Kini keempat korban yang merupakan sekeluarga itu sedang menjalani perawatan di ruang Keratun Nomor 6 Rumah Sakit Urip Sumoharjo.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
