Jejamo.com, Bandar Lampung – Para pedagang kecil di Bandar Lampung merasa tercekik jika subsidi elpiji 3 kg benar-benar direalisasikan pertengahan tahun ini.
Bahrudin, pedagang bakwan malang di gerbang BKP Jalan Persada 1, Kemiling, Bandar Lampung, mengatakan, ia dan kawan-kawan sesama pedagang mesti memutar otak.
Sebab, ia mesti memutar roda usaha meski harga elpiji 3 kg bakal naik dan tidak lagi disubsidi pemerintah.
Bahrudin mengatakan, meski elpiji naik ia enggan menaikkan harga jual.
“Takut pelanggan kabur,” kata dia kepada jejamo.com Senin, 20/1/2020.
Bahrudin bilang, dengan harga elpiji sekarang yang Rp23 ribu per 3 kg, ia sudah berat. Jika ludes, ia mendapat untung Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari.
“Kalau jadi elpiji 3 kg sampai naik Rp35 ribu, kami kayak orang dicekik,” kata dia.
Soal permintaan pemerintah agar warga beralih dari konsumsi elpiji 3 kg ke 12 kg, Bahrudin tidak memedulikan.
Pasalnya, elpiji 12 kg dinilai berat dan memakan tempat.
“Kalau saya paling pindah pakai minyak tanah atau arang,” kata dia.
Bahrudin berharap pemerintah membedakan antara pengusaha kecil dan besar.
“Kalau modal kami sudah besar gimana mau dapat untung,” tutupnya. [Anisa Rulia]