Selasa, Desember 17, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Empat Prajurit TNI Tewas Akibat Merian Giant Bow Meledak saat Latihan di Natuna

Giant Bow Cannon atau Shengong adalah alat utama sistem senjata (Alutsista) buatan China | ist
Giant Bow Cannon atau Shengong adalah alat utama sistem senjata (Alutsista) buatan China | ist

Jejamo.com, Jakarta – Kabar duka kembali datang dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang mengadakan latihan gladi bersih di Natuna, Kepulauan Riau, mengalami kecelakaan akibat meledaknya meriam jenis Giant Bow produksi China.

Dalam peristiwa tersebut, empat anggota prajurit meninggal dunia di lokasi kejadian. Keempatnya adalah Komandan Baterai Kapten Herubelum, Prajurit Satu Marwan, Prajurit Kepala Edy, dan Pratu Ibnu Hidayat.

Rencananya, TNI akan melakukan pembaretan kepada gubernur se-Indonesia. Selain itu, Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam agenda tersebut.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono menjelaskan, senjata yang meledak tersebut adalah meriam berjenis Giant Bow.

Giant Bow Cannon atau Shengong adalah alat utama sistem senjata (Alutsista) buatan China yang akan digunakan saat latihan kesiapsiagaan PPRC 2017 di Natuna, Kepulauan Riau.

“Ya masih kita investigasi. Saya sendiri belum ke sana. Ya mungkin ada kelainan barangkali, tapi masih (proses) diinvestigasi,” kata Mulyono dilansir Okezone, Kamis, 18/5/2017.

Ia ‎melanjutkan, TNI akan mencari tahu penyebab macetnya senjata yang telah menewaskan empat prajurit TNI tersebut. Penyelidikan itu akan diinvestigasi oleh tim internal dari Mabes TNI. “Kan yang lain tidak, yang ini macet. Itu yang sedang kami selidiki. Itu yang kita investigasi,” terang Mulyono.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengevaluasi tingkat keselamatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI. Evaluasi juga diperlukan terhadap perawatan dan pemeliharaan yang terkesan selama ini terabaikan.

“Upaya Mabes TNI dalam memastikan tingkat safety peralatan tempur yang akan digunakan TNI harus dievaluasi mengingat pemeliharaan dan perawatan (harwat) terhadap alutsista selama ini memang agak terabaikan,” ujar Abdul Haris kepada wartawan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta TNI menjelaskan dan mengusut penyebab meledaknya senjata anti-serangan udara tersebut.(*)

 

Populer Minggu Ini