Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Fairuz: Sebelum Tertabrak Kereta Papi Minta Saya Tunggu di Rumah

Pemakaman korban tertabrak kereta api  di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Kancil | Andi/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung– Sambil menggendong anak bungsunya Suryani, tak kuasa menahan tangis pada pemakaman suami dan putrinya, yang tewas tersambar kereta api di perlintasan Jalan Padjadjaran, Kelurahan Gunungsulah, Kecamatan Jagabaya II, Bandar Lampung, Jumat pagi, 6/10/2017. Keduanya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Kancil.

Pemakaman dilakukan secara bergiliran, didahului jenazah Suami, Okto Farinda Prasat (sebelumnya Nanda Okta Parasat) yang bekerja di perusahaan Ajinomoto dan dilanjutkan dengan pemakaman Haeza Hassya.

Anak kedua Suryani, Fairuz,  juga hadir di pemakaman. Bocah siswa kelas VI SD 6 Penengahan, ini nampak tertegun melihat jasad ayah dan kakaknya dimakamkan.

Fairus mengatakan, sebelum papi dan kakaknya meninggal dunia, ia diminta menunggu di rumah tadi pagi. “Pagi tadi papi mau anter kakak ke sekolah, papi bilang saya disuruh tunggu di rumah. Setelah antar kakak baru papi antar saya ke sekolah. Tapi, saya tunggu papi belum juga pulang,” ujarnya kepada jejamo.com.

Menurutnya, setelah lama menunggu sang papi tak kunjung datang untuk menjemputnya yang sudah menunggu.”Nggak lama terus tiba-tiba saya dengar suara di masjid pengumuman ada yang ketabrak kereta,” kata dia.

Dirinya mengungkapkan, sang ayah tak biasanya mengambil jalur perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu itu. Karena, biasanya papinya melewati Jalan Padjadjaran ke arah sekolah kakaknya di SMP Al Azhar 1, Bandar Lampung.”Biasanya papi nggak lewat situ, saya nggak tahu kenapa hari ini lewat perlintasan itu,” pungkasnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

 

 

Populer Minggu Ini