Jejamo.com, Dubai – Film animasi panjang pertama dari Uni Emirat Arab (UEA) yang berjudul ‘Bilal’ memulai debutnya pemutarannya di Dubai, pada Kamis kemarin, 8/9/2016.
Film produksi Barajoun Entertainment itu dialih suarakan oleh aktor asal Inggris, Adewale Akinnuoye-Agbaje, yang berperan sebagai Killer Croc di film Suicide Squad. Dalam film ini, ia berperan sebagai karakter utama yang bernama Bilal.
Sebelum diputar reguler, film ‘Bilal’ telah lebih dulu mencuri perhatian saat diputar di Festival Film Cannes, pada Mei lalu, dan mendapat penghargaan sebagai Best Inspiring Movie dalam kategori Animasi.
Dikutip dari The National, Jumat, 9/9/2016, produser dan ko-sutradara, Ayman Jamal, mengatakan film ‘Bilal’ sudah ditunggu-tunggu oleh publik UEA. Setelah pemutaran di negaranya, ‘Bilal’ akan diputar di seluruh dunia mulai pekan depan.
Selain mencuri perhatian di Cannes, kata Jamal, sambutan positif diperoleh saat pemutaran di Festival Film Animasi Internasional Annecy.
Dari awalnya hanya satu kali pemutaran menjadi empat kali berkat banyaknya permintaan. “Banyak yang mengira ini film Perancis, karena cukup mengejutkan kalau ini dibuat oleh UEA,” ujarnya.
Film ‘Bilal’ mengisahkan sosok Bilal bin Rabah, budak kulit hitam di abad ke-7, yang dimerdekakan dan menjadi salah satu penganut Islam pertama yang mendampingi Nabi Muhammad. Dalam perjalanannya, Bilal juga menjadi pengumandang azan (muadzin) pertama Islam.
Tuai kontroversi
Dikutip dari Dohanews, film ‘Bilal’ menuai kontroversi, dan bahkan dituntut oleh masyarakat, agar dilarang penayangannya di Qatar.
Beberapa di antara mereka menilai film ini menghina dan keluar dari konteks Islam. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat, kontroversi ini trik agar ‘Bilal’ mendapat sorotan publik lebih banyak.
Menariknya, film ini sebelumnya juga pernah diputar di Ajyal Film Festival di Qatar, dan tanpa insiden sama sekali.
Kontrovesi di Qatar juga dibarengi dengan hashtag dalam bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai #CekalBIlal, yang diawali oleh Hamad Al Braidi, yang menyebut dirinya sebagai penyair Qatar.
Menurutnya, film ‘Bilal’ sama sekali tidak menyebut nama Nabi Muhammad. Mereka juga tidak menerima bahwa status Bilal yang terhormat dapat menjadi lebih turun derajatnya lewat film ini.
Komentar ini mendapat dukungan dari sejumlah akun. Beberapa di antaranya menolak ada penayangan film seputar Nabi Muhammad dan para pengkutnya setianya.
Ketakutan lainnya, mereka menilai jika ingin mendapat pemahaman tentang Islam bisa diperoleh lewat buku, bukan film yang salah kaprah.
Namun, tidak semua mengecam film ‘Bilal’. Dukungan juga datang dari sejumlah pihak yang lebih berpikiran terbuka.
Saleh Alhwill, misalnya mengatakan, bagaimana mungkin melarang sebuah film ketika belum menonton seutuhnya, hanya dengan melihat cuplikan adegan saja.(*)