Jejamo.com – Tak banyak game yang kemunculannya selalu ditunggu selama lebih dari 25 tahun. Salah satunya adalah Street Fighter yang dibuat oleh Capcom. Game ini telah membuat penggemarnya jatuh cinta sejak dirilis pertama kali dengan nama Street Fighter II: The World Warrior yang dirilis 1991.
Dalam laporannya, Senin, 21/3/2016, Tempo.co menulis, Street Fighter II merupakan sekuel Street Fighter yang terbit pada 1987 namun tak masuk ke Indonesia merupakan game duel pertama yang memungkinkan pemain bebas memilih jagoan dengan penampilan, gerakan, dan jurus yang khas. Ada delapan jagoan yang masing-masing memiliki sekitar 30 serangan dan dua-tiga ilmu spesial. Di luar itu, terdapat empat tokoh antagonis yang tidak dapat dimainkan.
Game Street Figter II ini telah dimainkan jutaan anak dan remaja di berbagai kota di dunia. Pada masa itu, pembicaraan mereka tidak jauh dari jurus “bola sinar” serta “tendangan badai” Ryu dan Ken, dua jagoan favorit.
Saban pulang sekolah, yang kepikiran hanya berapa sisa uang jajan di kantong yang bisa dipakai untuk membeli koin dingdong di pusat hiburan atau bioskop terdekat–tarifnya Rp 100-250 sekali main.
25 tahun telah berlalu Street Fighter kini masih ditunggu para penggemarnya. Meski game bergenre fighting lain menjamur, termasuk seri populer Tekken dan King of Fighters, “bola sinar” dan “tendangan badai” tak lekang dimakan zaman. Sebab, Capcom rajin menerbitkan versi mutakhir dari Street Fighter. Setelah Street Fighter II, muncul Street Fighter Alpha pada 1995, lalu Street Fighter III (1997), dan Street Fighter IV (2008). Di antara deretan seri itu, terbit pula judul-judul tambahan, misalnya Alpha yang memiliki empat varian.
Capcom juga rajin menghadirkan karakter baru. Beberapa karakter lama hilang dan nongol lagi di judul berikutnya. Edmond Honda, misalnya, jawara sumo bertubuh tambun yang jadi jagoan favorit sejak Street Fighter II, menghilang pada seri ketiga dan baru muncul dalam Street Fighter IV.
Penempatan karakter itu menimbulkan kerinduan bagi penggemarnya dan perasaan kegirangan saat sang tokoh kembali tampil. Jagoan yang tidak pernah absen sejak Street Fighter II hanya Ryu, Ken, dan Chun Li. Belum lagi karakter tambahan berupa superhero, seperti Wolverine dan Captain America di seri Marvel vs Capcom.
Seri baru berarti tantangan baru. Terobosan di Street Fighter V adalah V-System. Sistem ini terdiri atas V-Gauge, meteran yang terisi setiap kali lakon kena serangan; V-Skills, yang melecutkan serangan spesial; V-Reversals untuk serangan balik; dan V-Triggers, yang menguras seluruh isi V-Gauge untuk meluncurkan jurus pamungkas.
Bram Arman, penggemar berat seri Street Fighter sejak 1990-an, mengatakan perubahan sistem pertarungan membuat pemain terus tertantang. “Setiap ada yang baru, kita mulai dari nol lagi,” ujar Bram, seperti dikutip dari Tempo.co.
Menurut Bram, 28 tahun, perubahan gaya bermain di setiap seri sampai 90 persen. Ini menjadi satu ciri khas Street Fighter dibanding game pertarungan lain. “Di Tekken, yang sekarang sudah sampai Tekken 7, pemain veteran akan terus jago,” ujar warga Meruya Utara, Jakarta Barat itu.
Hanya, perubahan drastis itu sering mendapat kritik. Bukan apa-apa, banyak pemain lama kehilangan “posisi” sebagai jagoan Street Fighter. Bagi Bram, itu hanya berlaku bagi orang-orang yang gagal move-on. “Mau gak mau, ya, harus main game yang baru,” uajr mantan kampiun turnamen Street Fighter tingkat nasional itu.(*)
Tempo.co