Jejamo.com, Bandar Lampung – Mahalnya harga garam dan susah didapat, berpengaruh terhadap produksi pengelolaan ikan asin di sejumlah daerah di Lampung.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kota Bandar Lampung, Toto Hariyanto, mengatakan, kelangkaan dan mahalnya harga garam telah memukul para produsen ikan asin di Pulau Pasaran.
“Para produsen ikan asin di Pulau Pasaran biasanya langsung membeli ikan dari nelayan di tengah laut. Mereka punya teknologi pengelolaan ikan asin yang cukup bagus yang bisa langsung di atas kapal. Namun karena garam susah didapat dan mahal, banyak yang terpaksa berhenti produksi,” ujarnya kepada jejamo.com, Selasa, 25/7/2017.
Toto menjelaskan, dalam sehari para produsen ikan asin di Pulau Pasaran biasa menghabiskan 6 ton garam untuk produksi ikan asin. Karena sulitnya mendapatkan garam dan harganya tinggi, 30 persen produsen tak bisa memproduksi ikan asin.
“Para produsen ikan asin di Lampung Timur, Kalianda, dan Pesawaran sama saja mereka mengeluhkan harga dan kelangkaan garam,” paparnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com