Jejamo.com, Bandar Lampung – Gerakan Seribu Rupiah pada tahun 2017 yang digagas Kepala SDN Titiwangi Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, membuat sekolah ini memiliki sarana sanitasi yang sehat.
Sebelumnya, tidak ada sarana semacam itu di sekolah. Imbasnya, warga setempat juga terinspirasi membuat sarana sanitasi sehat.
Misrianto, Kepala Sekolah, mengatakan, gerakan itu digagas karena prihatin banyak warga dan anak sekolah buang hajat di sembarang tempat. Perilaku demikian sudah lama membudaya.
Dengan inisiatifnya, Misrianto kemudian menginisiasi gerakan itu sehingga terkumpullah uang untuk membangun sarana sanitasi sehat.
Demikian disampaikan Misrianto kemarin dalam Learning Event bertajuk sanitasi sehat gelaran Mitra Bentala didukung SNV di Hotel Marcopolo.
Misrianto yang diminta menjadi narasumber sesi kedua mengatakan, kini di sekolahnya sudah ada 7 sarana sanitasi sehat berupa jamban. Ini jumlah yang banyak jika dibandingkan dua tahun lalu yang belum memadai sarana sanitasi sehatnya.
“Sekarang gerakan itu kami ganti dengan gerakan infak. Sama saja sebetulnya, hanya kalau infak kami mendekatkan program ini dengan nilai agama,” kata dia di hadapan peserta yang kebanyakan utusan sekolah beberapa kabupaten/kota di Lampung.
Misrianto menuturkan, awalnya karena warga BAB di sembarang tempat, termasuk balong ikan, orang malas membeli ikan produksi daerah Titiwangi. Namun, dengan adanya jamban, pembeli yakin dengan produksi ikan daerah ini.
“Dulu kan orang takut beli karena menyangka ikannya dikasih pakan kotoran manusia. Karena kami sudah ada jamban sehat, ya orang paham kalau ikan di balong pakannya bukan kotoran manusia,” tutupnya.
Learning Event Sanitasi sendiri diisi sejumlah narasumber. Mereka antara lain Reza Hendrawan dari UNICEF, Sumarsih dari Dinas Pendidikan Lampung, dan Agus Setyo Widodo dari Dinas Kesehatan Lampung. [Andi Apriyadi]