Jejamo.com, Bandar Lampung – Gita Ajeng Prayuda dan Giti Ajeng Prayudi. Ya nama mereka memang mirip. Hari lahir mereka juga sama. Benar, mereka kembar. Wajahnya bak pinang dibelah dua. Imut dan mirip boneka Barbie, begitu para fotografer dan orang-orang terdekat mereka menilai.
Gita dan Giti lahir pada 9 September 1997 di Bukittingi, Sumatera Barat. Kini mereka menetap bersama sang bunda di Magetan. Sejak setahun terakhir, keduanya aktif ikut dalam beberapa sesi foto hunting yang diadakan komunitas fotografer di sana.
Jejamo.com menerima telepon mereka dan dengan segala kerendahan hati meminta redaksi menulis profil mereka. Deal.
Awal mula keduanya suka dengan dunia model sebetulnya sudah sejak belia. Ayah mereka, Andresmon dulunya adalah seorang model. Saat Gita-Giti kecil, keduanya sudah sering diajak berfoto. Kini, kebiasaan sejak usia dini itu diteruskan.
Gita-Giti memang senang ber-selfie atau swafoto ria. Mereka kemudian memposting foto-foto mereka ke dalam akun Instagram. Gita pada akun @giitalola997 sedangkan Giti pada akun @gitipow.
Gita dan Giti tak pilih-pilih konsep saat difoto. Seksi, kasual, bridal, mereka sanggupi. Namun untuk urusan foto nude, mereka tegas menolak.
“Kalau itu, jelas enggak. Kami enggak jamin file itu enggak beredar luas. Makanya pilih-pilih juga kalau ada fotografer aja foto,” ujar Gita kepada jejamo.com, Minggu, 30/4/2017 via ponsel.
Suara Gita dan Giti nyaris tak ada beda. Hanya tekanan suara Giti agak berat ketimbang Gita. Raut wajah Gita lebih ramah dan hangat, sedangkan Giti lebih dingin. Selebihnya, sama. Tak terkecuali urusan cowok, hehehe.
Keduanya bukan sekadar ikutan model hunting yang free. Terkadang keduanya juga mendapat job foto yang berbayar.
“Lumayan untuk tambah uang jajan,” ujar Giti.
Gita-Giti saban hari membantu sang mama mengelola Warung Makan Kembar di Magetan. Jika malam, rumah makan itu jadi ajang kongko warga setempat dan komunitas fotografer.
Untuk urusan lomba model, Gita-Giti juga sering ikut meski tak selalu mendapat juara. Buat mereka, yang penting pengalaman.
Gita-Giti kepingin menjadi model profesional. Bahkan, tawaran dari sebuah majalah terkenal di Jakarta sempat mereka dapatkan. Namun, keduanya berpikir panjang untuk itu lantaran konsep yang ditawarkan tak cocok buat keduanya: bikini.
Gita menuturkan, ia dan Giti tak selalu akur. Beberapa persoalan kecil kadang membuat mereka berantem. Tapi, saat mereka berantem, para fotografer keranjingan mengambil wajah mereka.
“Kalau kami lagi berantem tuh yang paling suka fotografer. Wajah kami jadi makin ngegemesin kata mereka, hehehe. Mirip banget sama boneka,” kata Gita.
Soal pendidikan, keduanya ingin menjadi guru, tapi beda mata pelajaran. Kalau Gita lebih memilih guru bahasa Inggris, Giti menyukai bahasa Indonesia.
Yang jelas, pilihan mereka untuk cowok idaman rada mirip: ganteng, putih, tinggi, dan mapan. Itu mah semua cewek juga mau, Gita-Giti…
Soal prinsip hidup, Giti punya satu kalimat mutiara. Kata dia, jangan menilai dirinya dari orang lain, tapi kenalilah dirinya secara utuh sehingga pandangan orang bisa objektif.
Sedangkan untuk Gita lebih memilih prinsip kejujuran dalam hidup dan tidak memelihara dendam dalam hati meskipun orang itu sudah pernah menyakiti.
Oke deh, Gita-Giti, sukses buat karier kalian ya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com