Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

GNPF MUI Lampung: Ada Gerakan Senyap dan Konspirasi Bungkam Kebangkitan Umat Islam

Aksi pengadangan Tengku Haji Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat di Kalimantan Barat, oleh sekelompok orang yang mengatas namakan Ormas Dayak | ist
Aksi pengadangan Tengku Haji Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat di Kalimantan Barat, oleh sekelompok orang yang mengatas namakan Ormas Dayak | ist

Jejamo.com, Bandar Lampung – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Provinsi Lampung menilai kejadian penyerang terhadap massa  Islam di Jawa Barat dan pengadangan Tengku Haji Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat di Kalimantan Barat,   merupakan bukti adanya operasi senyap dan konspirasi untuk membungkam kebangkitan umat Islam.

Dalam rilisnya kepada jejamo.com, Senin, 16/1/2016, terkait hal tersebut  GNPF MUI Lampung menyatakan sikap sebagai berikut :

  1. Apa yang terjadi di Kalimantan Barat dan Jawa Barat, bukti adanya operasi senyap dan konspirasi untuk membungkam kebangkitan umat Islam. Oleh karena itu diimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk merapatkan hati dan barisan demi membela kaum muslimin, para pemimpin dan ulamanya.
  2. GNPF MUI Lampung beserta seluruh komponen umat Islam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI dan dengan ini menyatakan sikap siaga satu dan siap untuk berada di garda terdepan dan berhadapan dengan siapapun yang bertindak intoleran dan anti kebhinekaan dengan melakukan intimidasi dan kezaliman terhadap umat Islam , para ulama dan pemimpinnya dimanapun di seluruh wilayah nusantara.
  3. Kami menuntut dan menegaskan agar aparat penegak hukum untuk bertindak tegas & segera memproses hukum terhadap Ormas GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) dan oknum-oknumnya yang telah melakukan kekerasan berupa pengrusakan terhadap armada FPI & penyerangan lima orang anggota FPI baik dalam bentuk tikaman senjata tajam maupun pukulan benda tumpul. Demikian pula terhadap oknum- oknum anti toleransi dan kebhinekaan yang menghadang dan mengusir seorang ulama pemimpin umat di bandara Sintang Kalimantan Barat.
  4. Menuntut Agar Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Kalimantan Barat beserta jajarannya dicopot  dari jabatannya, karena tidak berhasil menjaga dan melindungi warga negara di wilayah tugasnya masing-masing. Terlebih kedua insiden ini terjadi di tempat yang seharusnya menjadi konsentrasi pihak keamanan  yang pertama di depan Mapolda Jawa Barat dan yang kedua di landasan bandara yg seharusnya steril dan tindakan- tindakan anarkis bahkan dengan membawa senjata tajam dengan terang-terangan.(*)

 

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

 

Populer Minggu Ini