Jejamo.com, Bandar Lampung – Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan Direktur PT PLN guna membahas sistem transmisi dan kemandirian energi di Bumi Ruwajurai.
”Ke depan, pembangunan di Lampung ini akan semakin banyak membutuhkan listrik. Seperti pembangunan pariwisata dan nanti di sekitar tol nanti akan tumbuh industri maupun kebutuhan lainnya,” kata Ridho saat diwawancarai media di lingkungan BPK RI Jumat, 19/2/2016.
Menurut Ridho, dalam beberapa tahun ke depan kekuatan listrik di Sumatera Selatan tidak bisa lagi mengirim ke Bumi Ruwajurai. “Sumsel memakai sendiri listriknya, dengan semakin bertumbuhnya perekonomian dampak dari Tol Trans Sumatera maka mereka tidak bisa lagi memasok ke Lampung,” kata Gubernur muda itu.
Oleh karena itu, lanjut Ridho, Lampung membutuhkan konsep kemandirian energi.”Jadi energi yang dihasilkan di Lampung untuk pengembangan Lampung sendiri,” kata dia.
Untuk itu, proyek Kemandirian energi tersebut, masuk dalam Rencana Penyediaan Usaha Tenaga Listrik (RUPTL) guna menyegerakan penyeselesaian PLTU di Mesuji. kemudian di Perusahaan Gas Negara (PGN) juga ada 200 gas yang belum digunakan secara optimal.
”Kalau di ubah jadi listrik maka akan bisa memasok 1000 MW. Kebutuhan kita kan hanya 800 MW untuk Lampung. Kalau itu di rubah listrik, maka selesai masalah kita sampai 10 tahun kedepan,” ungkapnya.
Ridho menjelaskan, dirinya juga sudah ada beberapa MoU terkait investasi listrik tenaga gas. Kemudian dari PT Bukit Asam juga pihaknya meminta kuota 1,2-2 juta ton batubara per tahun untuk pembangkit listrik di Bumi Ruwa Jurai.“Kami usahakan supaya segera masuk RUPTL agar segera mengaliri listrik ke Lampung,” ujar dia. (*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com
