Senin, Desember 16, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Gulat Lampung Sumbang Dua Perunggu PON XIX Jabar, Kebuntuan Medali Sejak 1996 Pecah

Maya Octa (wrestling suit merah) saat memaksa Sri Rahayu mencium matras pada perebutan perunggu gulat gaya bebas 75 kg PON XIX Jabar 2016 di GOR Saparua, Kota Bandung. | Arif Surakhman/Jejamo.com
Maya Octa (wrestling suit merah) saat memaksa Sri Rahayu mencium matras pada perebutan perunggu gulat gaya bebas 75 kg PON XIX Jabar 2016 di GOR Saparua, Kota Bandung. | Arif Surakhman/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandung – Dua pegulat Lampung sukses menyumbangkan dua perunggu dari pertandingan gulat PON XIX Jabar gaya bebas kelas 75 kg  dan 65 kg, Selasa 27/9/2016, GOR Saparua, Kota Bandung.

Maya Octa Sari sukses mengalahkan Sri Rahayu asal Jambi pada perebutan tempat ketiga gulat gaya bebas kelas 75 kg dengan kemenangan poin 12:9.

Menyusul kesuksesan Maya, Hadi Prayitno yang bertanding pada kelas 65 kg juga berhasil meraih kemenangan TOS  saat tertinggal 0:4 dari Rachmad Darmawan, atlet DKI Jakarta, di pertandingan sore tadi.

“Ini kesuksesan, gulat mendapat dua medali. Sejak era saya tahun 1996, gulat tidak pernah mencapai prestasi sebaik ini, kami bahagia,” ungkap Dedi Irawan Gultom, pelatih.

Sebelumnya, Maya Octa Sari, atlet gulat Lampung terhenti menuju final usai kalah dari Nas Trusnixu (Roxana) asal Kalimantan Selatan. Nas adalah pegulat naturalisasi asal Rumania yang membela Kalimantan Selatan. Maya tumbang pada semifinal kelas 75 kg putri.

Pada pertandingan Maya, ofisial Gulat Lampung dipaksa melempar boneka karena kelalaian wasit memberi 4 poin bagi Maya setelah ia berhasil membanting Sri.

Protes diterima, skor menjadi 6:6. Memasuki babak ke-2, Maya berhasil memaksa Sri mencium matras sebanyak dua kali. Skor berubah menjadi 12:9 sesaat sebelum pertandingan usai.

Pada awal semifinal, Maya yang mengenakan wrestling suit merah dipaksa jatuh di luar arena. Roksana bertanding agresif, terhitung dua kali berusaha mengunci dan memaksa Maya TOS.

Di kesempatan kedua, Roxana berhasil memaksa pundak Maya menyentuh matras, lalu terkunci (TOS).

Pertandingan dihentikan wasit dan dimenangkan pegulat pelatnas itu dengan skor akhir 0:6.

“Roxana itu atlet Olimpiade, naturalisasi dari Rumania, jam terbang dan tekniknya tinggi,” terang Maya yang juga peraih perunggu Pra-PON Jawa Timur 2015.

Maktub Djaiz, Ketua Harian Gulat Lampung, mengatakan, pencapaian gulat Lampung dalam PON kali ini terbaik sejak era Dedi Irawan Gultom berakhir.

“Dua perunggu sukses luar biasa karena lawan kita juga atlet pelatnas semua dan memang harus belajar lebih lagi untuk prestasi berikutnya” kata dia.(*)

Laporan Arif Surakhman, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini