Jejamo.com, Lampung Timur – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Senin, 2/5/2016, dimanfaatkan oleh sejumlah guru di Kabupaten Lampung Timur untuk menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah.
Fariz Pratama, guru honor di SMPN 1 Jabung, Lamtim berharap pemerintah untuk tidak terlalu sering merubah kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Menurutnya, selama ini dengan adanya perubahan kurikulum yang terlalu sering membuat pendidik dan yang terdidik menjadi korban dari pendidikan itu sendiri.
“Dari KBK diganti menjadi KTSP. Lalu diubah lagi jadi K 13, kemudian kembali ke KTSP lagi. Dan akan diluncurkan kembali kurikulum pembaharuan,” ujar Fariz kepada jejamo.com.
Menurutnya, dalam melakukan perubahan kurikulum itu, pemerintah seharusnya melihat terlebih dahulu semua faktor yang ada. Agar dapat dijalankan dan berjalan dengan baik.
“Melihat pendidikan jangan hanya dari kota besar saja. Wajar jika kota besar mampu menerapkan kurikulum apapun dan pasti berhasil, karena tingkat kesadaran anak serta  orang tua akan pendidikan di kota besar sangat tinggi, berbeda di desa,” paparnya.
Fariz melanjutkan, pendidikan di kabupaten atau kota, terutama di tingkat kecamatan di Lampung masih banyak yang belum mampu mengimplementasikan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, akhirnya sekolah menerapkan kurikulum tersebut sebagai formalitas.
“Tapi pada pelaksanaannya tidak dilakukan, karena memang tidak bisa diterapkan di daerah daerah mereka,” ungkapnya.
Untuk itu ia berharap agar pemerintah lebih memperharikan lagi masalah pendidikan, terutama di daerah pedalaman yang jauh dari fasilitas pendukung.(*)
Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com