Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Harga Kedelai Melonjak, Pengusaha Tempe di Metro Terancam Gulung Tikar

Usaha pembuatan tempe di level industri rumahan di Metro terganggu dengan kenaikan harga kedelai. | Abid/Jejamo.com

 

Jejamo.com, Kota Metro – Tidak menentunya harga kedelai impor yang kian tinggi menjadi hambatan bagi sejumlah pengusaha tempe sejak beberapa bulan terakhir. Harganya yang terus merangkak naik, membuat pengusaha tempe harus mengalami penurunan omzet, sehingga mengurangi produktivitasnya agar tidak merugi.

Edi Waluyo (37), seorang pengusaha tempe yang ditemui Jejamo.com di Kelurahan Rejomulyo, Metro Selatan, Kota Metro mengakui kondisi sulit tersebut.

“Sudah beberapa bulan ini kami hanya bisa produksi tempe dari 25 kilogram kedelai saja per hari. Harga kedelainya Rp490 ribu per satu sak atau 50 kilogram,” ungkap Edi saat ditemui di kediamannya, Senin, 6/12/2021.

Dia juga mengalami penurunan keuntungan dari penjualan tempe. Sebelumnya Edi bisa memperoleh laba lebih dari Rp150 ribu per hari, kini dia hanya bisa menghasilkan keuntungan rerata Rp100 ribu per hari.

Sementara itu, ketersediaan kedelai impor di Metro, dinilai cukup mudah didapat di salah satu gudang di wilayah Kelurahan Iringmulyo, Metro Timur atau bisa didapatkan juga di toko sembako di area Pasar Kopindo Metro dengan harga yang cukup tinggi.

“Mungkin stok kedelai itu ada banyak dan mudah didapat, tapi harganya itu loh. Naiknya lebih kurang Rp2.000 per kilo,” ucapnya.

Dia berharap, ke depan, persoalan ini akan jadi perhatian Pemerintah Kota Metro. Tak muluk-muluk, Edi hanya ingin usaha yang telah digelutinya bersama istri selama tujuh tahun tersebut dapat berkelanjutan dan tidak berujung gulung tikar.(*)[Abid Bisara]

Populer Minggu Ini